“Tahukah sahabat, betapa pentingnya thaharah dalam Islam? Bahkan dinilai menjadi amalan yang sangat penting dalam kehidupan umat manusia, terutama untuk ibadah?”
Suci dan bersih merupakan fitrah manusia, dan Islam adalah agama fitrah, sebab antara manusia dan Islam dibuat oleh Zat yang sama, yakni Allah Azza wa Jalla. Dengan demikian, ajaran Islam selalu sejalan dengan fitrah manusia. Ajaran Islam membahas secara khusus segala baik masalah kebersihan dan kesucian, baik kesucian jasmani (fisik) maupun kesucian jiwa (rohani), sebab di antara keduanya terdapat keterkaitan yang sangat erat. Seseorang yang memiliki jiwa yang bersih akan terpancar dengan gaya hidup yang bersih, demikian juga seseorang yang senantiasa menjaga kebersihan jasmaninya, baik dengan berwudhu atau mandi, akan bersih pula jiwa dan hatinya.
Thararah bermakna kesucian dan kebersihan dari segala kotoran yang nyata, seperti suci dari hadats (hal-hal yang membatalkan wudhu), najis, juga kotoran yang tidak nyata (maknawi), seperti suci dari penyakit-penyakit hati, ujub, kikir (sombong), hasad (dengki), riya, dan segala perbuatan dosa dan maksiat. Oleh karena itu, orang yang bersuci, seperti berwudhu, ia tidak sekedar menghilangkan kotoran jasmani, tapi sekaligus juga membersihkan diri dari kotoran jiwa.
Thaharah memiliki peranan yang sangat penting dalam pembentukan karakter manusia (character building), sebab thaharah merupakan gerbang setiap tindakan amal saleh yang dilandasi dengan keimanan, baik amal yang berkaitan langsung dengan Allah Azza wa Jalla, seperti shalat, tawaf, berzikir, dan membaca Al-Qur’an maupun amal yang hanya berkaitan dengan manusia, seperti makan dan minum, tidur, hubungan suami-istri, atau hubungan antarpersonal lainnya. Semuanya mesti diawali dengan bersuci.
Kesucian jiwa sangatlah penting untuk menjaga konsistensi akidah, agar tidak terdorong untuk melakukan perbuatan maksiat dan takabur. Kebersihan badan, pakaian, dan tempat manusia juga sangatlah penting, agar tetap terjaga kehormatannya sebagai manusia.
Pentingnya Thaharah dalam Islam
Sesungguhnya agama Islam sangat memperhatikan dan menjaga kebersihan serta kesucian dengan sempurna. Hal ini dapat kita lihat dari:
- Islam memerintahkan berwudhu sebagai salah satu syarat sahnya shalat, yang dilakukan berulang kali dalam setiap hari.
Firman Allah SWT, “Hai orang-orang yang beriman, apabila kalian hendak melaksanakan shalat, basuhlah mukamu dan tanganmu sampai siku, dan usaplah kepalamu serta kakimu sampai mata kaki.” (QS Al-Ma’idah [5]: 6)
- Islam memerintahkan untuk mandi dalam berbagai peristiwa.
Firman Allah SWT, “Dan jika kalian junub, mandilah.” (QS Al-Ma’idah [5]:6)
hadits nabi saw. “Adalah kewajiban setiap muslim kepada Allah, mandi pada setiap minggunya sehari, yaitu membasuh kepala dan (seluruh) tubuhnya.” (HR Bukhari dan Muslim)
- Islam memerintahkan untuk menjaga sunnatul fitrah (kesucian asal setiap manusia) dalam menjaga kebersihan dan kesucian.
hadits Nabi saw. Rasulullah saw pernah bersabda, “Lima perkara dari perintah agama (sunnatul fitrah), (yakni) mencukur rambut kemaluan, khitan, memotong kumis, mencukur rambut ketiak, dan memotong kuku.” (HR Jama’ah)
Baca juga: 3 Hikmah Khitan dalam Islam
Anas bin Malik berkata, “Ditentukan waktu bagi kami untuk memotong kumis, memotong kuku, memotong rambut ketiak, memotong rambut kemaluan, agar tidak dibiarkan lebih dari 40 malam.” (HR Muslim, Ibnu Majjah, Nasa’i, Tirmidzi, Ahmad, dan Abu Daud)
Rasulullah SAW pernah melewatkan, “Sepuluh yang tercakup dalam fitrah, (yaitu) memotong kumis, membiarkan janggut, bersiwak, menghisap air hidung (waktu berwudhu), memotong kuku, mencuci buku-buku jari, mencukur rambut ketiak, mencukur rambut kemaluan, dan istinja. Lalu, Zakaria berkata, dan aku lupa yang kesepuluh, akan tetapi kira-kira adalah berkumur.” (HR Muslim, Ahmad, Tirmidzi, dan Nasa’i)
- Allah mencintai kebersihan dan kesucian, yang merupakan sebagian dari iman.
Firman Allah SWT.
إنَّ اللَّهَ يُحِبُّ التَّوَّابِينَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِينَ
“Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertobat dan orang-orang yang menyucikan diri.” (QS Al-Baqarah [2]: 222)
hadits Nabi saw.
النَّظَافَةُ مِنَ الْإِيْمَانِ الطُّهُوْرُ شَطْرُ الْإِيْمَانِ
“Kebersihan itu bagian dari iman. Kesucian itu sebanding dari iman.” (HR Muslim)
Pentingnya Thaharah dalam Islam
Berdasarkan kaidah, thaharah berarti mengangkatnya hadats atau bersihnya najis, atau hal yang semakna dan sejenis dengan hadats atau najis. Hal ini sama artinya dengan beberapa hal berikut ini.
- Terangkatnya hadats, seperti dengan cara berwudhu, atau mandi (besar).
- Bersihnya najis, seperti istinja (membersihkan diri setelah buang air) dengan air, atau mencuci pakaian dan tempat (shalat) untuk menghilangkan kotoran.
- Hal yang semakna dengan terangkatnya hadats, seperti tayamum, yakni wudhu atau mandi dalam keadaan darurat.
- Hal yang semakna dengan bersihnya najis, seperti istinja dengan batu, karena sesungguhnya bekas kotorannya masih tersisa.
- Hal yang sejenis dengan terangkatnya hadats, seperti mandi (besar) dengan cara berendam, wudhu dengan sungguh-sungguh, membasuh anggota wudhu dengan dua atau tiga kali basuhan.
- Hal yang sejenis dengan terangkatnya najis, seperti membersihkan najis dengan dua atau tiga kali ulangan.
Pentingnya Thaharah dalam Islam & Tujuan Bersuci
Sesuai dengan tujuannya, bersuci atau thaharah terdiri dari empat macam, yaitu:
- Wudhu untuk menghilangkan hadats kecil.
- Mandi (besar) untuk menghilangkan hadats besar.
- Tayamum, pengganti wudhu atau mandi (besar) dalam keadaan darurat.
- Menghilangkan najis baik dari badan, pakaian, atau tempat.
Alat Bersuci
Alat yang digunakan untuk bersuci atau thaharah, ada empat macam, yaitu:
- Air, yakni air yang suci dan mensucikan (air mutlaq)
- Tanah (debu), debu yang suci dan bersih dari kotoran
- Samak, kulit menjadi suci setelah disamak
- Batu untuk istinja, dengan syarat soliter (satuan), beku (keras), dan suci.
Pentingnya thaharah dalam Islam perlu diperdalam bagi umat Islam. Karena masalah-masalah dalam bersuci akan sering kita temukan dalam sehari-hari, apalagi suci dari hadast besar dan kecil juga menjadi syarat sah dalam melakukan ibadah seperti shalat. Karenanya, yuk sahabat kita perdalam lagi fikih thaharah (bersuci) dalam hidup kita!
Daftar Pustaka: Al-Fandy, Hasan Rifa’i, dan Iqbal Setyarso. 2009. 100++ Tanya Jawab Seputar Bersuci. Jakarta: QultumMedia.