Shadaqah

“Siapakah yang memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan melipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. Dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezeki) dan kepada-Nya kamu dikembalikan.” (QS. Al Baqarah: 245).

Pengertian Shadaqah ?

Shodaqoh atau Sedekah secara bahasa berasal dari akar kata shodaqa, yang berarti sesuatu yang benar atau jujur. Pelafalannya di Indonesia menjadi “Sedekah”. Dapat diartikan sebagai suatu bentuk cara mengeluarkan harta di jalan Allah sebagai bukti kejujuran atau kebenaran iman seseorang.

Dari Abu Malik  Al harits Bin Ashim Al as’ariy ra.. ia berkata: Rasulullah saw bersabda: “Suci adalah sebagian dari iman, membaca alhamdulillah dapat memenuhi timbangan, Subhanallah dan Alhamdulillah dapat memenuhi semua yang ada diantara langit dan bumi, salat adalah cahaya, sedekah itu adalah bukti iman, sabar adalah pelita dan AlQuran untuk berhujjah terhadap yang kamu sukai ataupun terhadap yang tidak kamu sukai. Semua orang pada waktu pagi menjual dirinya, kemudian ada yang membebaskan dirinya dan ada pula yang membinasakan dirinya.” (HR. Muslim).

Keutamaan Sedekah

  1.  Orang yang bersedekah denga ikhlas akan mendapatkan perlindungan dan naungan Arsy di hari kiamat.
  2. Sebagai obat bagi berbagai macam penyakit, baik penyakit jasmani maupun rohani.
  3. Allah akan melipatgandakan pahala orang yang bersedekah, (QS. Al-Baqarah: 245).
  4. Sedekah merupakan indikasi kebenaran iman seseorang.
  5. Sebagai penghapus kesalahan.
  6. Sedekah merupakan pembersih harta dan mensucikannya dari kotoran.
  7. Sedekah juga merupakan tanda ketaqwaan, (QS. Al-Baqarah: 2-3).
  8. Sedekah adalah perisai dari neraka.
  9. Sebagai pelindung di Padang Mahsyar.
  10. Orang yang bersedekah termasuk kedalam tujuh orang yang dinaungi di akhirat nanti.

Macam-macam Sedekah

Tasbih, Tahlil, dan Tahmid

dari Bunda Aisyah r.a, bahwasanya Rasulullah SAW. Berkata, “Bahwasanya diciptakan dari setiap anak cucu Adam tiga ratus enam puluh persendian. Maka barang siapa yang bertakbir, bertahmid, bertasbih, beristighfar, menyingkirkan batu, duri, atau tulang dari jalanan, amar ma’ruf nahi mungkar, maka akan dihitung sejumlah tiga ratus enam puluh persendian. Dan ia sedang berjalan pada hari itu, sedangkan ia dibebaskan dirinya dari api neraka.” (HR. Muslim).

Bekerja dan Memberi Nafkah

Bekerja dan Memberi Nafkah pada Sanak Keluarga dan Orang yang sangat membutuhkan. Sebagaimana diungkapkan dalam sebuah hadits: Dari Al-Miqdan bin Ma’dikarib Al-Zubaidi ra, dari Rasulullah saw. Berkata, “Tidaklah ada satu pekerjaan yang paling mulia yang dilakukan oleh seseorang daripada pekerjaan yang dilakukan dari tangannya sendiri. Dan tidaklah seseorang menafkahkan hartanya terhadap diri, keluarga, anak dan pembantunya melainkan akan menjadi shadaqah.” (HR. Ibnu Majah).

Sedekah Harta (Materi)

Sedekah tidaklah mengurangi harta. Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda, “sedekah tidaklah mengurangi harta.” (HR. Muslim). Meskipun secara bentuk harta tersebut berkurang, namun kekurangan tadi akan ditutup dengan pahala di sisi Allah dan akan terus ditambah dengan kelipatan yang amat banyak seperti dalam firman Allah dalam Surah Saba: “Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dia-lah pemberi rezki sebaik-baiknya.” (QS. Saba’: 39).

Waktu Terbaik untuk Sedekah

Berbeda dengan zakat fitrah yang memiliki waktu spesifik dalam pelaksanannya, sedekah tidak ada aturan yang mengikat tentang hal itu. Hanya saja, sedekah memiliki keutamaan dari sisi pemilihan waktu. Maksudnya, jika sedekah dilakukan di waktu-waktu tersebut, maka pahalanya lebih besar dan keutamaan yang kita dapatkan lebih baik. 

Hal ini dijelaskan dalam sebuah hadits:

Seorang pria mendatangi Rasulullah dan bertanya, ‘Wahai Rasulullah, sedekah yang bagaimanakah yang paling afdhol?”

Maka beliau menjawab, “Kamu bersedekah saat sehat, kikir, takut miskin dan kamu berangan-angan untuk menjadi hartawan yang kaya raya. Dan janganlah kamu lalai hingga nyawamu sampai di tenggorokan dan barulah kamu bagi-baikan sedekahmu, ini untuk si Fulan dan ini untuk Fulan. Dan ingatlah (pada saat di ujung nyawa seperti itu), harta memang untuk si Fulan (yang akan diwarisinya).” 

(Shahih Muslim : 173)

Saat Sehat

Ketika seseorang yang sehat memiliki cukup waktu dan kekuatan untuk melakukan banyak hal, termasuk mengejar keuntungan duniawi. Sayangnya ketika kondisi seperti ini, tak jarang manusia terlena dan lupa untuk menyisihkan hartanya untuk bersedekah. Oleh karena itu, bersedekah dalam keadaan fisik sehat, mental yang kuat, dan kondisi finansial yang baik sangat dianjurkan. 

Saat Ingin Kaya Raya

Ketika kita berusaha menjadi kaya raya, biasanya kita akan menjelma menjadi seseorang yang pelit dan kikir. Karena kita terlalu mengejar dunia, kita akan lebih sulit untuk menyisihkan harta untuk berbagi dengan orang yang membutuhkan. 

Oleh karenanya bersedekah dalam keadaan seperti ini dianjurkan dan diyakini akan menghindarkan kita dari sifat tamak. 

Saat Khawatir Miskin

Ketika dalam kondisi ini masih berkolerasi dengan poin nomor 2. Saat keadaan kita serba-kepepet, kita akan semakin sulit menyisihkan uang atau harta untuk bersedekah. Boro-boro sedekah, memenuhi kebutuhan hidup saja sulit. Namun, justru dalam keadaan seperti inilah kita diuji. 

“… yang disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang atau sempit.” (Quran Surat Ali Imran ayat 133-134)

Tidak Menjelang Kematian

Tentu saja waktu yang baik untuk bersedekah adalah momen jauh sebelum kematian. Dalam kondisi mendekati ajal, seseorang bisa saja terdorong untuk bersedekah demi mendapat keselamatan di alam barzah. Rasulullah pun sudah mewanti-wanti agar umatnya jangan sampai buru-buru bersedekah hanya ketika ajal sudah dekat. Jangan tunggu sakit dulu, baru kamu bersedekah. Jangan tunggu sekarat, baru kamu bersedekah. 

Cara Bersedekah

Tata cara sederhana dalam bersedekah:

1. Niatkan untuk mencari ridho Allah SWT
2. Berikan sumbangan berupa materi atau non-materi kepada orang yang butuh.
3. Tebarkan senyum dan kebaikan kepada sesama tanpa memandang derajat dan fisik.
4. Utamakanlah sedekah kepada keluarga, kerabat, tetangga yang memang butuh pertolongan, sebelum ke orang lain. 
5. Jangan ungkit bantuan atau sedekah yang telah kamu berikan. Harapkan saja ridho Allah SWT. 

Sedekah bisa kamu lakukan dengan memberi langsung bantuan kepada orang yang membutuhkan. Atau bisa juga lewat Lembaga Amil Zakat UCare Indonesia Kami memiliki banyak program untuk membantu orang-orang yang membutuhkan 

Daftar Isi