UCAREINDONESIA.ORG – Salah satu sponsor dalam kegiatan FUN COOKING BERSAMA YATIM yaitu IDENA. IDENA merupakan singkatan dari Indonesia Emas Nusantara. Emas dalam IDENA merupakan singkatan dari Entrepreneur MAndiri Adil dan Sejahtera.
Salah satu orang yang berpengaruh dalam IDENA adalah sosok pak Ali Mastari Subur. Ia mengemban amanah sebagai direktur Learning Center di IDENA. Pak Ali beralamat di Jln. Kramat Jaya Gg IV D1 RT 18/3 Kec. Koja, Kel. Lagoa, Jakarta Utara. Pak Ali memiliki 5 orang anak. 2 di antaranya sudah kuliah, 2 lagi SMA, dan yang terakhir 1 SD.
Kesibukan Pak Ali saat ini memang terjun dan berinteraksi dengan masyarakat. Ia bergabung di tahun 93 dalam suatu lembaga yang bergerak di micro finance p3uk. Pertama kali pada pembentukan baitul maal muamalat.
Kemudian, Pak Ali ditarik untuk bergabung dalam bank syariah di Indonesia. Selain mengurus Bank Muamalat, dia juga mengurus masalah sosial dalam beberapa kegiatan. Sebelum akhirnya ia masuk ke pnm permodalan permadanai unit bisnis dari BUMN yang memang bergerak di mikro finance.
Tahun 1999, Pak Ali bergabung dalam Lembaga Amil Zakat Nasional. Selesai di Baznas pada tahun 2010. Kemudian bergabung di beberapa komunitas bisnis dan juga ada aqiqah. Untuk bisnis aqiqah yang dijalankannya sekarang ini sudah mempunyai cabang luar biasa kurang lebih 30 sejabodetabek.
Bahkan untuk menjalankan bisnis aqiqah itu kebutuhan kambing berkisar 3000 sampai 5500 ekor kambing setiap bulannya. Memang sejak dulu, Pak Ali sudah bergabung dalam dunia kemasyarakatan. Sampai akhirnya, Pak Ali diminta untuk menjadi pic atau pimpro di kementrian BUMN.
Ketika terjadi bencana alam pada tahun 2004 di Aceh, Pak Ali diminta BAZNAS untuk bergabung dengan BUMN peduli. Itulah kali pertama, BUMN peduli bergerak. Disanalah ia melihat bagaimana proses pemberdayaan dari a sampai z. Karena Pak Ali dikirim sehari setelah kejadian tsunami itu. Pada hari Senin jam 2 ia berangkat ke Aceh. 3 bulan mengabdikan diri untuk membantu masyarakat yang menjadi korban bencana sampai tidak pulang-pulang. Ia sudah mengingklaskan diri, juga sebagai momentum untuk mengembangkan diri.
Tidak hanya pak Ali, ada juga Pak KH. Didin hafidudin, Pak Aris Mufti dan banyak lagi. Ada juga tokoh-tokoh masyarakat termasuk Pak Syafii Antonio, Pak Elu Sudewo dan banyak lagi. Perjalanan tidak selesai, Pak Ali juga bergabung dalam Komite Ekonomi Dan Industry Nasional, Republik Indonesia. satu badan dibawah lembaga kepresidenan. Khusus menangani desa, namanya Pokja Industry Pedesaan. Dari sana lah mereka membuat pemberdayaan peta desa, ia diminta untuk membantu menyusun kebijakan pemberdayaan desa secara fermentative dan terus berjalan sampai sekarang. Dari situlah ia mendapatkan keberkahan yang luar biasa, apalagi ilmu yang didapatkan bisa juga dikembangkan di tengah masyarakat.
“Alhamdulillah bersama mereka bisa silaturrahmi dengan teman-teman khususnya dari LAZ UCare Indonesia. Ini sangat luar biasa kalau saya melihat antara LAZ UCare Indonesia dengan IDENA kayaknya juga gak jauh beda juga. Cuma beda target aja sih sebenarnya. Kalau di IDENA memang ada namanya target profit oriented. Karena IDENA adalah perusahaan terbuka, tapi ada juga dana-dana sosial yang disiapkan. Selain itu ada juga program-program sosial, seperti pelatihan untuk remaja masjid, Seperti pelatihana membuat video atau foto.” Ujar Pak Ali Mastari Subur saat diwawancara pada Minggu, 01 Maret 2020.
Tidak jauh beda dengan LAZ UCare Indonesia, IDENA pun memiliki kiprah dalam dunia sosial. IDENA ini merupakan perusahaan yang telah berdiri pada 2019, diawali dari menggabungkan beberapa orang yang memiliki potensi kemudian dikumpulkan dan dibentuklah PT. IDENA (Indonesia Emas Nusantara). Dimulai dari kegiatan pelatihan, marketing, lalu ada kemasan dan bisnis.
Nah di pelatihan ini dibagi 4 modul yaitu modul mental spiritual, modul Komdef Komodity Development Emprowerment. Juga ada modul bisnis dan modul digital marketing. Pada modul bisnis, turunannya banyak ada pelatihan untuk lele, puyuh dan lain sebagainya. Pada pengemasan atau kemitraan ini, Pak Ali berharap bisa berlanjut kerjasama dengan LAZ UCare Indonesia. Apalagi beliau sangat mendukung acara Fun Cooking ini, bahkan menurut Pak Ali acaranya sangat luar biasa untuk anak-anak Yatim.
Bagi Pak Ali untuk terjun ke pemberdayaan ke masyarakat, ada beberapa hal yang harus dilihat. Seperti mustahik itu kan yang tidak produktif harus bisa hit and run. Artinya orang-orang yang memang diberdayakan sifatnya hit and run harus sudah di atas usianya. Agar bisa bergerak untuk produktif lagi.
Menurutnya, pemberdayaan itu memang untuk usia-usia produktif. inilah yang nantinya mustahik naik kelas menjadi muzakki. Harapannya di dunia zakat adalah siapapun org yang melakukan pengelolaan iitu harus memiliki niat awal ingin memuliakan yang namanya mustahik naik kelas menjadi muzakki.
Artinya agar pemberdayaan bergerak harus dimulai dari pelatihannya, pendampingannya sampai permodalan disiapkan marketnya. Menurut Pak Ali, Lembaga Amil Zakat harus kompetitif, memiliki kreatifitas, enovasi, dan harus bisa mengikuti perkembangan milenial. Bahkan kalau bisa menjadi sosial entrepreneur. Itulah yang seharusnya diajarkan kepada para mustahik dan muzakki.
Untuk menimbulkan trust, bila perlu muzakki juga diberi tahu dikemanakan uang tersebut. Disebut sebagai tour muzakki, untuk memperlihatkan pemberdayaan dan apa yang dilakukan marcom atau fundraising di lapangan. Meskipun harus mengeluarkan dana bagi para muzakki. Karena dana tersebut untuk biaya transport serta konsumsinya. Dan itu bisa disesuaikan dengan kreatifitas LAZ.
Dari sana kita bisa membuat suatu hal yang inspiratif jika bisa dikemas dengan baik dan untuk bisa berjalan harus dari kerjasama tim. Yang kemudian akan ditampilkan dalam website LAZ. Agar kegiatan yang dilakukan bisa dilihat oleh orang yang berkunjung. Bukannya untuk berbuat riya, tapi sebagai bukti dan laporan untuk masyarakat terkait program dan kegiatan yang dilakukan.