Kisah Marbot di Kota Bekasi yang Mewakafkan Diri

Date

Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram

Daftar Isi

Setiap orang punya masa lalu dan ceritanya masing-masing. Kelamnya masa lalu, bukan berarti menjadi alasan untuk seseorang ragu menjemput pintu hidayah. Seperti itu juga yang dialami oleh Pak Ilham, marbot dan guru mengaji yang berasal dari Jambi, Sumatera. Di masa remajanya ia sempat terlibat dalam beberapa kasus yang cukup kelam bila diingat, salah satunya tawuran.

Menginjak masa-masa setelah lulus sekolah, ia pun mencoba melamar kerja dan cukup sering berpindah-pindah tempat kerja. Sampai pada masanya pun, ia pernah menjadi supir angkot. Karena semua keluarga dan saudara ada di Jambi, Ilham di tanah Jawa hidup jauh tanpa keluarga dan kerabat yang menemani. Alhasil, ia pun harus berjuang keras untuk bisa bertahan hidup. Alhamdulillah kini ia aktif menjadi guru mengaji sekaligus marbot di masjid Al-Maghfiroh, Kota Bekasi.

Awal mula menjadi marbot dimulai saat ia ingin mencari pekerjaan sekaligus ingin beristirahat. Di sana ia bertanya kepada satpam di masjid Al-Furqon, apakah di masjid tersebut membutuhkan marbot. Namun rupanya belum ada. Selang 2 hari, ada imam di masjid tersebut yang mengabarkan bahwa ada masjid yang butuh marbot. Ia pun mendapat telpon kembali dari sang ustadz untuk bertemu dengan ustadz yang lain.

Pertama menjadi marbot, ia masih sibuk menarik angkot. Namun karena waktu dan rasa lelah di jalan akhirnya ia putuskan untuk di masjid saja. Jarak satu tahun lebih, di malam qiyamullail pas itikaf, ia sholat dalam keadaan nangis. Dia ingin seperti (almarhum) Ustadz Jefri yang bisa ceramah. Akhirnya, dibantu dicarikanlah sekolah untuk bisa belajar ceramah.

Alhamdulillah setelah lama di masjid, akhirnya dia mengabarkan keadaannya yang sekarang kepada orangtua di Jambi. Orangtua kaget mendengar perjalanan dan perubahan yang dirasakan anaknya. Kehidupan Ilham pun sudah mulai teratur. Biasanya selesai shalat isya, ia menangis. Dia menyadari kehidupannya sangat berbeda dengan zaman dulu. Disitu Allah buka pintu hati. Bagaimanapun semua ia jalani, sampai akhirnya butuh waktu beberapa lama hingga akhirnya ia bisa mengajar dan menikah.

Alhamdulillah bulan November, sebulan sebelum menikah ada kabar gembira berupa tawaran umroh. Tanggal 3 Desember 2019, beliaupun umroh. 29 desember 2019, ia menikah. Sebelum menikah, dia pernah berkeinginan untuk memiliki TPA di rumah. Alhamdulillah kemudian setelah menikah, akhirnya sedikit demi sedikit banyak yang mengaji dengannya walau hanya di sebuah kontrakan kecil. Saking banyaknya mencapai 40 anak murid, kemudian ia sampai menyewa kontrakan yang di sebelahnya.

Baca artikel lainnya: Kenapa Harta Harus Dibersihkan dengan Zakat?

Foto: Pak Ilham, Marbot dan Guru Mengaji di Kota Bekasi

Saat ditanya alasannya berhijrah, karena dia merasa hidup kok ya gini-gini aja. Memang sebelumnya dia ada niat ingin berubah. Jadi inspirasinya hijrah karena melihat figur dan perjalan hijrah (almarhum) ustadz Jefry. Dia menyadari betap masa lalunya sangat kelam. Namun ia ingin menjadi manusia yang lebih baik dari waktu ke waktu. Pilihannya untuk menjadi marbot dan guru mengaji sebab ingin mewakafkan diri. Ia ingin mengajar ngaji, mengajar tahsin, dan apapun itu selama dalam kebaikan dan kemaslahatan untuk dirinya dan orang-orang di sekitarnya.  

Harapan terbesar beliau saat ini adalah ingin punya asrama di rumah. Lihat rumah besar yang dijual, pengin sekali dibeli dan bangunannya disediakan untuk asrama anak yatim. Bersama sang istri, dia terus berdoa. Karena ia meyakini bahwa doa adalah senjata umat islam.

“Seseorang itu pasti akan berada di titik jenuh, maka saat ada di posisi itu jangan dipaksakan. Seburuk apapun perilaku kita, maka jangan pernah tinggalin shalat. Makanya yang saya cari masjid, sampai akhirnya dapat jalan. InsyaAllah dengan shalat akan dilatih untuk ninggalin keburukan dan Allah bukakan pintu jalan yang baik. Maka untuk yang ingin hijrah, maka hilangkan dan tinggalkan perilaku yang buruk.” Tutup Pak Ilham, marbot yang juga menjadi guru mengaji saat itu.

Setiap orang memang memiliki ujian dan perjalanan hidupnya masing-masing. Dari kisah di atas kita bisa mengambil pelajaran bahwa hidup seseorang akan berproses. Tidak boleh kita memandang rendah orang lain. Karena tiada satupun yang berhak menilai baik buruknya seorang manusia, kecuali Allah SWT.

Dari perjalanan dan kisah hidup yang luar biasa, sahabat tentu ingin mendukung niat-niat baik Pak Ilham yang saat ini mewakafkan dirinya sebagai marbot dan guru mengaji. Bismillah, kirimkan hadiah terbaik untuk marbot-marbot seperti Pak Ilham. Kirimkan donasi terbaikmu melalui:

BSI (BSM) 7100 3000 14

Mandiri 167 000 2432 085

BNI Syariah 068 566 4701

BCA 066 327 1960

A.n Yayasan Ukhuwah Care Indonesia

Informasi dan konfirmasi melalui:

Telp. (021) 8896 0316

Hotline. +62 8222 3339 773

Informasi lengkap dan sapa kami melalui:

Instagram : @lazucare

FB : UCare Indonesia

Twitter : @ucareindonesia

You Tube : LAZ UCare

Telegram : https://t.me/UCareIndonesia

Website : https://www.ucareindonesia.org

Website Donasi : https://donasi.ucareindonesia.org/

Email : [email protected]

More
articles