Rasulullah SAW Teladan Bagi Orang Mukmin
Rasulullah SAW adalah teladan bagi orang mukmin. Beliau juga memiliki kelembutan sikap terhadap umatNya. Di antaranya adalah dengan memberikan keringanan, memberikan kemudahan, dan memberikan kebencian kepada hal-hal yang ditakuti akan menyebabkan kebinasaan kepada mereka. Misalnya, sabda Rasulullah yang menyebutkan, “Kalaulah aku tidak memberatkan umatku, aku pasti akan memerintahkan mereka untuk menggosok gigi di setiap kali mereka berwudhu. Dan sebaik-baiknya shalat itu adalah shalat malam.”
Kelembutan Rasulullah juga termasuk melarang mereka dari mengerjakan shaum wishal (bersambung tanpa ada jeda). Bahkan, Rasulullah pernah mengimami shalat, lalu mendengar tangisan anak kecil, maka beliau mempercepat shalatnya tersebut.
Baca juga: Risalah dan Keteladanan yang Dibawa Rasulullah SAW
Berlemah Lembut kepada Orang Mukmin
Sesungguhnya sikap lemah lembut terhadap orang-orang mukmin merupakan buah dari kasih sayang terhadap mreka. Alangkah agungnya apa yang dapat dihasilkan oleh rahmat ini, yaitu perilaku Rasulullah SAW. Karenanya, maksud dari perintah untuk merendahkan sayap adalah perintah untuk bersikap lemah lembut. Allah SWT berfirman, “Dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang mengikutimu, yaitu orang-orang yang beriman. Jika mereka mendurhakaimu, katakanlah, “Sesungguhnya aku tidak bertanggung jawab terhadap apa yang kamu kerjakan.” (QS. AS-Syuara: 215-216).
Rahmat Allah SWT kepada Orang Mukmin
Hikmah dari rahmat Allah terhadap orang-orang mukmin ini tampak dengan jelas pada beberapa perintah Allah dan petunjuk Rasulullah SAW, baik perbuatan maupun perkataan. Di antaranya adalah:
1. Memberikan maaf kepada kaum mukmin, memintakan ampunan untuk mereka, dan bermusyawarah dengan mereka dalam setiap persoalan.
“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.” (QS. Ali Imran: 159)
2. Bersikap tawadhu kepada mereka. Karena itu, siapa saja yang bersikap sombong kepada seorang mukmin, baik secara nasab, kekayaan, harta, ataupun keturunan, maka hilanglah ketawadhuannya. Sabda Rasulullah SAW, “Sesungguhnya Allah telah mewahyukan kepadaku agar kalian bersikap tawadhu, sehingga masing-masing kalian tidak saling menyombongkan diri dan saling menyakiti.”
Siapa saja yang menyakiti seorang mukmin, dia tidak akan pernah bisa berakhlak dengan akhlak rahmat.
3. Menjauhi perbuatan yang dapat menyakiti mereka. Abu Burzah berkata, “Aku berkata, ‘Wahai Nabi Allah! Ajarkanlah kepadaku suatu amal yang dapat memberikan manfaat kepadaku.” Beliau menjawab, “Jauhkanlah kesulitan dari jalan orang-orang Muslim.” Rasulullah juga bersabda, “Ketika seseorang berjalan di jalanan, lalu dia menemukan duri, dan kemudian membuangnya, maka Allah akan berterima kasih kepadanya dan mengampuni dosa-dosanya.”
4. Menemui mereka dengan wajah yang berseri-seri, dan berbicara kepada mereka dengan perkataan yang baik. Rasulullah SAW bersabda, “Janganlah kamu menganggap remeh terhadap kebaikan, walaupun hanya dengan memberikan muka yang ramah kepada saudaramu.” Dalam Riwayat lain beliau bersabda, “Senyumanmu kepada saudaramu adalah sedekah. Amar ma’ruf dan nahi mungkar yang engkau lakukan adalah sedekah. Memberikan petunjuk kepada seseorang yang tersesat di suatu negeri adalah sedekah. Membuang duri yang terdapat di jalanan adalah sedekah. Mencurahkan usahamu untuk membantu saudaramu adalah sedekah.” Beliau juga bersabda, “Orang mukmin tidak pernah mencela, melaknat, berbuat jahat, dan bertindak kotor.” Yakni akhlak mereka itu adalah tidak melaknat, mencela, memaki, meninggikan suara dan berdebat.
5. Melihat kesulitan mereka, melapangkan kesempitan mereka, dan menjawab kehampaan mereka. Abu Musa Al-Asy’ari meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Hendaklah seorang Muslim itu mengeluarkan sedekah.” Para sahabat bertanya, “Bagaimana jika dita tidak dapat melakukannya?” Beliau menjawab, “Hendaklah dia bekerja dengan kedua tangannya sendiri yang dapat memberikan manfaat kepada dirinya, maka dia pun bisa bersedekah.” Para sahabat bertanya, “Bagaimana jika dia tidak dapat melakukannya?” Beliau menjawab, “Hendaklah dia melakukan amar ma’ruf.” Para sahabat bertanya, “Bagaimana jika dia tidak dapat melakukannya?” Beliau menjawab, “Hendaklah dia menahan diri dari kejelekan. Maka sesungguhnya hal itu akan menjadi sedekah baginya.”
6. Mengasihi mereka. Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya kelembutan itu tidak ada sama sekali dalam sesuatu, kecuali pasti ia (kelembutan) akan menghiasinya. Dan tidaklah kelembutan tercabut dari sesuatu, kecuali ia akan menghinakannya.” Dalam Riwayat lain beliau bersabda, “Barangsiapa yang mengharamkan diri dari kelembutan, pasti kebaikan akan diharamkan darinya.”
7. Hendaklah seseorang itu mencintai kaum mukmin seperti dia mencintai dirinya sendiri dari kebaikan. Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah beriman salah seorang dari kalian sehingga dia mencintai saudaranya, seperti dia mencintai dirinya sendiri.”
8. Di antara bukti rahmat adalah memberikan hak kepada kaum mukmin, memuliakan mereka, dan mengasihi mereka. Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah tampak perbuatan mencela kepada sauramu, lalu Allah mengampuninya, melainkan Dia pasti akan mengujimu.”
Referensi: ‘Iwadh, Ahmad ‘Abduh, 2008, Mutiara Hadis Qudsi Jalan Menuju Kemuliaan dan Kesucian Hati, Bandung: PT Mizan Pustaka