Maha benar Allah dengan segala firman NYA. Sungguh kita sebagai hamba yang dhoif tidak akan mengetahui hikmah dibalik ibadah berkurban yang disyariatkan kepada nabi Ibrahim AS., jika panutan kita Rasulullah tidak mengajarkan kepada umatnya. Mungkin kita akan selalu bertanya kenapa ALLAH turunkan syariat berkurban kepada hamba NYA.
Dalam satu ceramah, Ustadz Adi Hidayat menyampaikan, ketika manusia diciptakan dan lahir, selain fisiknya disempurnakan ( lihat Qur’an suat 95:04 ). Kemudian diberikan perjalanan kesempurnaan fikiran atau akal, dan segala indra kita, pun jangan lupa ada kesempurnaan inti kehidupan yaitu Ruh, jiwa atau nafs. Nah jiwa kita ini menjadi sempurna, ketika kita mulai menjalani kehidupan usia 4 bulan, kemudian dilahirkan.
Saat kesempurnaan ini terjadi, ada dua potensi yang melekat dalam 2 jiwa, yang pertama potensi baik, disebut dengan TAQWA dan yang kedua potensi kurang baik, disebut dengan fujur, nama lainnya nafsu. Bisa kita lihat ( Qur’an surat 91 : 7-10)
Fujur atau Nafsu diciptakan oleh ALLAH sebagai katalisator munculnya sifat-sifat taqwa, atau sifat-sifat baik yang dimiliki oleh malaikat. Nafsu, sebagai sifat pembawa keburukan, langsung dilekatkan kepada hewan. Wajar saja, secara fitrah penciptaannya memang hewan berprilaku dengan nafsunya.
Bersyukurlah ALLAH telah memerintahkan Rasulullah untuk memutus tali sifat nafsu ini sejak dini dengan simbolisasi syariat menyembelih hewan, yaitu : Aqiqah dan berkurban, agar kelak menjadi insan yang bertaqwa.
Hal yang perlu kita pahami, kata QURBAN ini berasal dari bahasa Arab yang bermakna “lebih dekat”, oleh sebab itu syariat berQurban dimaknai sebagai ibadah untuk “lebih mendekatkan” diri kepada ALLAH, sebagai bukti kesetian dan kecintaan melebihi makhluk ciptaan NYA. Hal ini telah ALLAH kisahkan kepada Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail.
Disampaikan oleh jumhur ulama jauh sebelum nabi Ibrahim melaksanakan syariat berqurban, Habil dan Qabil anak dari nabi Adam melakukan persembahan untuk ALLAH SWT. Habil berupa kambing sedangakan Qabil berupa makanan, maka ALLAH lebih menerima persembahan Habil. Menurut Ibnu ‘Abbas dan juga ulama lainnya menyampaikan : ” Yang dijadikan hewan qurban adalah kambing kibas.”
Semoga ALLAH selalu memberikan kelapangan rezeki, agar kita bisa melaksanakan ibadah berqurban ini dengan baik, sesuai apa yang dituntunkan oleh nabi kita Muhammad.