Sahabat ingin berkurban tahun ini? Sudah tahu sunnah dan adab dalam berkurban? Yuk, kita kaji kembali pembahasannya!
Sunnah dan Adab dalam Berkurban
Bagi orang yang sudah niat berkurban, maka ketika masuk Dzulhijjah ada sunnahnya yaitu jangan potong kuku dan rambut. Mengapa demikian? Ini sebagai sunnah, sekaligus meniru seperti orang yang sedang berhaji.
“Siapa saja yang ingin berqurban dan apabila telah memasuki awal Dzulhijah (1 Dzulhijah), maka janganlah ia memotong rambut dan kukunya sampai ia berqurban.” (HR. Muslim no. 1977)
Kurban itu sunnah setiap setahun sekali saat datang musim haji. Bukan seumur hidup sekali, tapi jika mampu maka setiap tahun sekali. Sunnah kurban itu setiap datang musim haji, setiap tahun. Minimal satu rumah ada yang menyembelih, maka itu menjadi sunnah kifayah, menurut Buya Yahya.
Baca juga: Keutamaan Melaksanakan Kurban di Hari Raya Idul Adha
“Sunnah mengenai waktu kurban adalah sejak selesai shalat Ied (Idul Adha) sampai maghrib hari ketiga tasyrik. Begitu datang matahari terbenam di hari ketiga, maka habislah waktunya kurban. Kalau kurban itu dilihat, hadir untuk melihat pemotongan hewan kurban kita dengan dua syarat, yaitu: tempatnya memungkinkan untuk disaksikan dan tidak membuat berdesak-desakan dengan yang bukan mahrom. Sunnah juga mengambil sebagian dari kurbannya. Adapun bagian yang diambil adalah hati atau pahanya. Jangan mengambil lebih dari sepertiganya, kemudian berikan dan sedekahkan dagingnya kepada fakir miskin. Selain dapat pahala kurban, maka juga dapat pahala sedekah. Adapun bila dibagikan kepada keluarga, maka dapat pahala sedekah dan silaturahmi. Adapun bila dibagikan kepada tetangga, maka dapat pahala sedekah dan pahala berbuat baik.” Terang ustadzah Halimah Alaydrus.
Sunnah dan Adab dalam Berkurban
Ustadz Adi Hidayat menyampaikan terkait sunnah dalam menyembelih hewan kurban, yaitu:
- Hadapkan hewan ke kiblat
- Tunjukkan untuk siapa hewan kurban tersebut. Kalau perorangan sebutkan.
- Sembelih dan ucapkan ‘bismillahi Allahu akbar’
- menghadap kibat dan ucapkan, ‘Innnii wajjahtu wajhiya lillazii fataras samaawaati wal arda haniifaw wa maaa ana minal mushrikiin’ (QS. Al-An’am Ayat 79)
Artinya: “Aku hadapkan wajahku kepada (Allah) yang menciptakan langit dan bumi dengan penuh kepasrahan (mengikuti) agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang musyrik.”
Adab-adab dalam Menyembelih Hewan Kurban
- Menajamkan pisau.
- Menenangkan hewan. Jangan menyeretnya dengan kasar, tapi dengan lembut.
- Tidak memperlihatkan proses penyembelihannya di hadapan hewan yang lain.
- Dibaringkan lehernya menghadap kiblat.
- Menyembelih dengan satu kali irisan.
Kesempatan berkurban selalu terbuka setiap tahun di hari raya Idul Adha. Kurban tidak hanya sebatas proses penyembelihan hewan kurban semata, namun juga ibadah harta terbaik yang mana dari setiap helai hewan kurban dicatat sebagai satu kebaikan. Pada darah hewan kurban yang menetes, maka turun ampunan Allah Subhanahu Wa Ta’ala bagi yang berkurban. Belum lagi berkurban menjadi amalan yang dicintai oleh Allah di hari raya Idul Adha.
Mudah-mudahan kita semua diberikan kemampuan dan dipilih oleh Allah SWT untuk senantiasa istiqomah dan menyegerakan kebaikan.