Teladan di bulan Ramadan tentang bagaimana mengisi setiap waktu dengan amalan terbaik telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW, para sahabat, para imam madzhab, ulama dan orang-orang saleh terdahulu terkait kesungguhan dalam menggunakan waktu demi waktu ketika Ramadan.
Teladan di Bulan Ramadan Para Sahabat Nabi
1. Abu Bakar Ash shiddiq ra.
Syaikh ‘Isham Hasananin: Hari Anda di Bulan Ramadhan adalah hari-hari dimana Abu Bakar (di Bulan Lainnya)
Beliau menggabungkan banyak ibadah di saat Beliau sedang berpuasa. Berpuasa, Mengantarkan jenazah, memberi makan orang miskin, menjenguk orang sakit. Tidaklah semua itu berkumpul pada seseorang, kecuali pasti akan masuk surga (HR Bukhari 1028)
Beliau adalah orang pertama dari ummat yg akan masuk surga (HR Abu Daud)
2. Umar bin Al-Khathab ra.
Beliau menghidupkan kembali sunnah tarawih berjamaah
“Bukanlah puasa sekedar menahan dari makan dan minum saja, tetapi menahan diri dari berdusta, batil (sia-sia), melalaikan dan bersumpah.
Membebaskan kota Al Quds (Palestina) dari kekuasaan Romawi di 13 Ramadhan tahun 15 Hijriyah
3. Utsman bin ‘Affan ra.
Mengkhatamkan Al Qur’an sekali dalam satu hari satu malam
Rajin shalat malam, apalagi di bulan Ramadhan
4. Ali bin Abi Thalib ra.
Sesungguhnya puasa itu bukan sekedar menahan diri dari makan dan minum, tapi juga (menahan diri) dari dusta, berbuat batil (sia – sia), dan hal yang melalaikan. (Imam Ibnu Abi Syaibah, Al Mushannaf no. 8884)
Pernikahan dengan Fatimah RA juga di Bulan Ramadhan (Tafisr al Qurthubi dan ‘Aun al Ma’bud -Fatawa Asy syabakah Al Islamiyahn0. 39368)
5.Abu Hurairah ra.
Nama aslinya: Abdurrahman bin Sakhr
Dari Abu Hurairah, bahwa dirinya dan para sahabatnya jika sedang berpuasa duduk-duduk di masjid, mereka mengatakan “Kami sedang mensucikan puasa kami” (Imam Abu Nu’aim, Hilyatul Auliya, Jilid 1 hal. 382)
Aku punya 15 butir kurma, aku berbuka dengan 5 butir, aku sahur dengan 5 butir, dan kau sisakan 5 butir untuk berbuka puasaku (Imam Abu Nu’aim, Hilyatul Auliya, Jilid 1 hal. 384)
Abu Utsman Al Hindi menceritakan: aku bertamu ke rumah Abu Hurairah selama 7 hari, dia, istrinya, dan pelayannya senantiasa memburu sepertiga malam (dengan Shalat) (Imam Muhammad bin Nashr al Marzawi, Mukhtashar Qiyanullail wa Qiyam Ramadhan wa Kitab al Witr, hal. 100)
Jika apa yg dilakukan ini diluar bulan Ramadhan, maka apalagi di Bulan Ramadhan, sebab Beliaulah yg meriwayatkan hadits: “Siapa yang sholat malam di bulan Ramadhan karena iman daberharap ridha, maka akan dihapuskan dosa-dosa yang lalu”
Baca juga: 5 Keutamaan Lailatul Qadar dan Penjelasannya
6. Zaid bin Tsabit ra.
Dari Zaid bin Tsabit Ra, dia berkata: “kami sahur bersama Rasulullah lalu kami melaksanakan sholat”. Aku (Anas bin Malik) bertanya: “Berapa lama jarak antara azan dan sahurnya?” Dia berkata: “sekitar membaca sebanyak 50 ayat.” (HR Bukhari no. 1921)
Perilaku Zaid bin Tsabit Ra dikomentari oleh Imam Ibnu Abi Jamrah: Dalam hadits ini mengisyaratkan bahwa waktu-waktu mereka (para sahabat) begitu tenggelam dalam ibadah (Imam Ibnu Hajar, Fathul Bari, jlid 4 hal. 138)
Itulah gambaran umumnya para sahabat, haus terhadap petunjuk Rasulullah SAW
7.Abdullah bin Amr bin al ‘Ash ra.
Beliau dikenal sangat luar biasa sholat dan puasanya disaat selain Ramadhan, maka jangan ditanya bagaimana Ramadhannya. Sampai-sampai Rasulullah menasehatinya agar proposional dan seimbang dalam memenuhi hak-haknya.
Rasulullah berkata kepadaku, “Wahai Abdullah, apakah benar berita bahwa kamu puasa seharian penuh lalu kamu sholat malam sepanjang malam?”……
Abdullah bin ‘Amr bin al ‘Ash sering berdoa disaat berbuka, dengan susunan kalimatnya sendiri: ” Ya Allah aku mohon kepadaMu rahmatMu yang luas yang meliputi segala sesuatu, ampunilah aku (HR Bukhari no 1975)
Teladan di Bulan Ramadan Para Imam Madzhab
Imam Abu hanifah
Mengkhatamkan Al Qur’an di bulan Ramadhan 60 kali, Sekali di malam hari dan sekali di siang hari. (Imam Abu Al Qasim al Qazwaini, At Tadwin Al Akhbar Qazwain, jilid 2 hal. 332)
Al Qadhi Abu Yusuf: (diluar bulan Ramadhan) Abu Hanifah mengkhatamkan Al Qur’an setiap malam dalam satu rakaat (Imam Ad Dzahabi, TArikh Al Islam, Jilid 9, hal. 196)
Asad bin Amru: Sesungguhnya Abu Hanifah shalat Isya dan Shubuh dengan sekali wudhu selama 40 tahun lamanya (Syaikh Ahmad Farid, Min A’lam as Salaf, hal. 135)
Imam Malik bin Anas
Imam Ibnu Rajab meriwayatkan dari Ibnu Abdil Hakim: Jika memasuki Ramadhan, Imam Malik meninggalkan membaca hadits dan majelis ilmu, Beliau menyambut Ramadhan dengan membaca Al Qur’an dari mushaf (Imam Ibnu Rajab, Lathaif al Ma’arif, hal. 222)
Imam Asy Syafi’i
Imam Ibnu al Jauzi meriwayatkan dari Ar Rabi’ bin Sulaiman: Dahulu Imam asy Syafi’I mengkhatamkan Al Qur’an dalam satu bulan (selain Ramadhan) sebanyak 30 kali. Adapun di setiap Ramadhan Beliau mengkhatamkan sebanyak 60 kali, selain bacaan Al Qur’an di shalat(Imam Ibnu al Jauzi, Al Yaqutah, hal. 57)
“Ketahuilah, sikap santai tidaklah mencapai derajat ketenangan, kemuliaan berbagai urusan tidaklah tercapai dengan kemalasan, siapa yang menanam benih, maka dia yang memanen hasilnya, dan siapa yang sungguh sungguh maka dia yang akan mendapatkannya” (Imam Ibnul Jauzi, Loc. Cit)
Imam Ahmad bin hambal
Abu Ghalib bin Mu’awiyah: Imam Ahmad bin Hambal disiksa dengan cambuk di jalan Allah, maka Beliau menempati posisi para shiddiqin, terjadi di 10 hari terakhir Ramadhan pada tahun 220 H (Imam Ibnu ‘Asakir, Tarikh Dimasyqi, jilid 5, hal. 314)
Al-Imam Dzun Nûn Al-Mishriy mengatakan:
“Rajab adalah bulan menanam, Sya’ban adalah bulan menyiram, sedangkan Ramadhan adalah bulan menuai.”
Setiap orang akan mengunduh atas apa yang ia tanam. Barangsiapa yang tidak merawat tanamannya, ia akan menyesal saat musim panen.
Referensi:
1. E-book Membedah Target Ramadhan oleh Dr. Bambang Heru S, Msi
2. Paparan Tarhib Ramadhan Ustaz Farid Nu’man
3. Ramadhan bersama Salaf, Ustadz Farid Nu’man Hasan
Sumber lainnya