Tahukah sahabat, apa saja amalan sunnah bulan Dzulhijjah?
Dalam kalender Islam terdapat bulan Dzulhijjah yang istimewa. Dzul artinya memiliki dan hajjah adalah orang yang sedang melakukan perjalanan haji. Sehingga Dzulhijjah adalah bulan yang memiliki haji dan puncaknya haji adalah wukuf di Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah.
Amalan Sunnah Bulan Dzulhijjah
1. Perbanyak Takbir
Takbir ada dua yaitu takbir mutlak dan takbir muqayyad. Takbir mutlak yang diucapkan tidak terikat kepada waktu dan kondisi apapun. Seperti Allahu Akbar Allahu Akbar Laa ilaaha illallahu Allahu Akbar, Allahu Akbar wa lillahil hamd. Maka pada tanggal 1 sampai 9, kita dianjurkan perbanyak takbir kita. Ini juga menjadi kebiasaan Rasulullah SAW sembari bertakbir. Maka kita dianjurkan perbanyak takbir. Waktu dari tanggal 1 sampai hari tasyrik adalah waktu terbaik untuk bertakbir, dan Allah SWT sangat senang dengan hal itu. Ketika kita bertakbir mengingatkan kepada kita bahwa tiada yang paling besar kecuali Allah Ta’ala.
Adapun takbir muqayyad yaitu takbir yang diucapkan karena terikat kondisi dan keadaan, seperti setelah habis shalat Iedul Adha dan dilakukan sejak 10 sampai 13 Dzulhijjah (Idul Adha dan hari Tasyrik). Takbirnya hanya habis shalat bersama dengan imam.
Maka dianjurkan perbanyak takbir sebagai amalan sunnah bulan Dzulhijjah.
2. Sunnah Larangan Memotong Rambut dan Kuku
Bagi umat muslim yang ada keinginan berkurban, maka Ketika masuk awal Dzulhijjah ia dilarang untuk memotong rambut ataupun kuku yang melekat di jarinya.
“Jika kalian melihat hilal Zulhijah, dan di antara kalian ada yang ingin berkurban, maka hendaklah dia menahan (tidak memotong) sebagian rambutnya dan kukunya (HR. Muslim).
“Supaya orang yang sedang berkurban itu sama dengan esensi yang sedang berhaji, disamakan esensi untuk dekat kepada Allah Ta’ala. Sehingga jika tidak sempat berhaji, maka lakukan dengan berkurban. Jika orang yang haji tidak boleh potong kuku dan rambut, maka yang berkurban pun tidak melakukannya sebagai bentuk ibadah untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.” Terang ustadz Adi Hidayat dalam kajiannya.
3. Tunaikan Puasa
Di antara amalan sunnah lainnya yaitu berpuasa pada tanggal 9 Dzulhijjah yaitu puasa Arafah. Kerjakan puasanya seperti orang yang wukuf di Arafah. Dia koreksi dirinya, dia kenali Allah SWT. Sehingga puasanya menjadikan ia semakin merenungkan kesalahan dan dosa di hadapan Allah Ta’ala. Orang yang wukuf di Arafah itu merenungi diri dan bangun kedekatan kepadaNya. Begitu juga bagi kita yang menjalankan puasa Arafah.
Baca juga: Pengertian Kurban Lengkap dengan Penjelasan!
Keutamaan Puasa Arafah di Bulan Dzulhijjah
Adapun yang sampai kepada Allah dalam ibadah kurban adalah ketakwaannya. Bukan darah ataupun daging kurban. Jika kita berpuasa benar Arafahnya, maka Allah SWT akan berkenan menggugurkan dosa-dosa kita. Ia akan dijaga oleh Allah SWT untuk tidak berbuat dosa hingga tahun berikutnya.
Dari Abu Qotadah, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِى بَعْدَهُ وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ
“Puasa Arofah (9 Dzulhijjah) dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Puasa Asyuro (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu.” (HR. Muslim no. 1162)
Sahabat, maka amalan sunnah bulan Dzulhijjah yang bisa dilakukan adalah perbanyak takbir, tidak memotong rambut dan kuku bagi orang yang berkurban sampai disembelih hewan kurbannya serta berpuasa Arafah bagi yang tidak melaksanakan ibadah haji.
Mudah-mudahan dengan itu semua, semakin meningkat iman dan takwa kita di hadapan Allah Ta’ala.