Banyak sekali keutamaan berinfak yang diperoleh bagi mereka yang mengamalkannya. Infak tidak hanya bermanfaat di akhirat tetapi juga membawa kebaikan dalam kehidupan dunia.
5 Keutamaan Berinfak
1.Keutamaan Berinfak: Jaminan Pahala yang Mulia
Mereka yang berinfak sering kali merasakan keberkahan dalam rezeki, kesehatan, dan ber
bagai aspek kehidupan lainnya.
Allah SWT berfirman: “Barangsiapa meminjamkan kepada Allah dengan pinjaman yang baik, maka Allah akan mengembalikannya berlipat ganda untuknya, dan baginya pahala yang mulia.” (QS. Al-Hadid: 11)
2.Keutamaan Berinfak: Didoakan Oleh Malaikat
Abu Hurairah r.a. meriwayatkan dari Nabi Saw., bahwa beliau bersabda:
إِنَّ فِي السَّمَاءِ مَلَكَيْنِ مَا لَهُمَا عَمَلُ إِلَّا يَقُولُ أَحَدُهُمَا اللَّهُمَّ اعْطِ لِمُنْفِقٍ خَلَفًا وَيَقُولُ الْآخَرُ اللَّهُمَّ عَجِلُ لِمُمْسِكَ تَلَفًا
“Sesungguhnya di langit ada dua malaikat yang tidak mempunyai pekerjaan selain berdoa: ‘Ya Allah, berikanlah ganti kepada orang yang berinfak (bersedekah). Dan malaikat yang lain berdoa: ‘Ya Allah, segerakanlah kerusakan bagi orang yang tidak berinfak.”
3.Keutamaan Berinfak: Mendapatkan Keberkahan di Akhirat
Rasulullah bersabda, artinya: “Barangsiapa mencari dunia dengan cara halal serta menjaga diri dari meminta-minta, berusaha untuk keluarganya, dan sayang terhadap tetangganya, maka nanti pada hari kiamat ia akan datang dengan wajah seperti bulan purnama. Dan barangsiapa mencari dunia dengan cara halal, menimbun, dan membanggakan diri serta pamer, maka nanti pada hari kiamat akan bertemu dengan Allah sedangkan Allah murka kepadanya.”
4.Keutamaan Berinfak: Mendapatkan Balasan Terbaik di Sisi Allah SWT
Allah SWT berfirman, artinya”…laksanakanlah salat, tunaikanlah zakat dan berikanlah pinjaman kepada Allah pinjaman yang baik. Kebaikan apa saja yang kamu perbuat untuk dirimu niscaya kamu memperoleh (balasan)nya di sisi Allah sebagai balasan yang paling baik dan yang paling besar pahalanya.” (QS. Al-Muzzamil: 20)
Baca juga: 10 Tips Agar Konsisten Sedekah di Hari Jumat!
5.Keutamaan Berinfak: Jaminan Masuk ke dalam Surga
Al-Faqih menuturkan dari Abu Ja’far, dari Ishaq bin Abdurrahman Al-Qari’, dari Abu Isa bin Harun Ath-Thusi di Baghdad, dari Abu Mu’awiyah, dari Amr dan Tha’mah bin Amr, dari Abu Isma’il Abu Raja’, dari seorang penduduk Basrah, dari Anas bin Malik r.a., dari Rasulullah Saw., beliau bersabda:
“Sesungguhnya di dalam surga itu ada kamar-kamar yang luarnya terlihat dari dalam dan dalamnya terlihat dari luar. Ada seorang sahabat bertanya, “Ya Rasulllah, siapakah penghuninya?’ Beliau bersabda, ‘Orang-orang yang suka memberi makanan, baik dalam berbicara, melanggengkan puasa, menyebarluaskan salam, dan mengerjakan salat sewaktu orang-orang sedang tidur.’ Para sahabat berkata, ‘Ya Rasulullah, mereka itu memang pantas menjadi penghuninya, namun siapakah yang mampu (mengerjakan semua itu)?’ Beliau bersabda, ‘Barangsiapa mengucapkan: Subhaanallaahi wal hamdulillaahi walaa ilaaha illallaahu wallaahu akbar, berarti ia telah baik dalam berbicara. Barangsiapa memberi makan keluarganya, maka ia telah memberi makanan. Barangsiapa berpuasa pada bulan Ramadhan, berarti ia telah melanggengkan puasa. Barangsiapa bertemu dengan saudaranya lantas mengucapkan salam, berarti ia telah menyebarluaskan salam. Dan barangsiapa salat Isya dan Subuh berjamaah, berarti ia telah mengerjakan salat sewaktu orang-orang sedang tidur. (Maksudnya yang tidur itu adalah orang-orang Yahudi, Nasrani, dan Majusi).”
Sahabat, itulah tadi keutamaan berinfak yang begitu istimewa. Semoga dengan mengamalkannya, menjadikan turunnya rahmat dan ridha Allah Ta’ala untuk kita semua.
Referensi: Samarqandi, Al-Faqih Abul Laits As-. 1999. Tanbihul Ghafilin: Nasehat Bagi yang Lalai (2). Jakarta: Pustaka Amani.