Tiap amalan tergantung niat. Betapa penting niat karena menjadi dasar dari setiap amal perbuatan dalam Islam. Rasulullah SAW dalam hadisnya menjelaskan pentingnya niat dalam beramal.
Hadist Tentang Amalan Tergantung Niat
Dari Amirul Mukminin, Abu Hafsh ‘Umar bin Al-Khattab radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa ia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada niatnya. Setiap orang akan mendapatkan apa yang ia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya untuk Allah dan Rasul-Nya. Siapa yang hijrahnya karena mencari dunia atau karena wanita yang dinikahinya, maka hijrahnya kepada yang ia tuju.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Al-Faqih menuturkan dari Muhammad bin Dawud, dari Muhammad bin Ja’far, dari Ibrahim bin Yusuf, dari Isma’il bin Abbas, dari Shadaqah bin Abdullah, dari Al-Muhajir bin Habib, dari Zaid bin Maisarah, ia berkata:
يَقُولُ اللَّهُ تَعَالَى إِنِّي لَسْتُ أَقْبَلُ كَلَامَ كُلِّ حَكِيمٍ وَلَكِنْ أَنْظُرُ إِلَى هَيْهِ وَهَوَاهُ فَإِنْ كَانَ هَمُّهُ وَهَوَاهُ إِيَّايَ جَعَلْتُ صُمْتَهُ تَفَكَّرًا وَكَلَامَهُ ذِكْرًا وَإِنْ لَمْ يَتَكَلَّمُ .
“Allah Ta’ala berfirman, ‘Aku tidak menerima ucapan setiap orang yang bijaksana, akan tetapi Aku melihat kepada niat dan keinginannya. Apabila niat dan keinginannya itu ditujukan kepada- Ku maka Aku jadikan diamnya sebagai tafakur dan pembicaraannya sebagai zikir, meskipun ia tidak berbicara.”
Pentingnya Memperbaiki Niat
Aun bin Abdullah berkata, “Orang-orang yang baik pada zaman dahulu itu biasa menulis kepada kawannya tiga kalimat
1. Barangsiapa beramal untuk akhiratnya, maka Allah akan mencukupi segala urusan dunianya.
2. Barangsiapa memperbaiki niatnya, maka Allah akan memperbaiki lahirnya.
3. Barangsiapa memperbaiki hubungannya dengan Allah, maka Allah akan memperbaiki hubungannya dengan sesama manusia.”
Dalam menafsirkan ayat:
“Setiap orang yang berbuat menurut keadaannya.” (QS. Al-Isra: 84)
Al-Hasan menerangkan bahwa yang dimaksud adalah menurut niatnya. Artinya, sahnya amal itu tergantung pada niatnya.
Baca juga: 4 Amalan Dahsyat di Hari Jumat
Niat Seorang Mukmin Lebih Baik daripada Amalnya
Nabi Saw. bersabda:
“Niat orang mukmin itu lebih baik daripada amalnya.”
Salah seorang ulama menjelaskan, bahwa hal itu karena seorang mukmin telah mendapatkan pahala atas niat baiknya, walaupun ia belum mengerjakannya, sedangkan amal yang tidak didasari niat tidak akan berpahala. Sementara ulama yang lain berpendapat, bahwa niat orang yang beriman itu lebih baik daripada amalnya, karena banyaknya kebaikan yang biasa ia niatkan, sedangkan amalnya terbatas. Setiap mukmin tentu mempunyai niat, bahwa sisa umurnya akan dipergunakan untuk mengerjakan kebaikan, sedangkan ia tidak mampu untuk mengerjakan semua yang ia niatkan itu. Ulama yang lain ber- pendapat, bahwa karena niat itu merupakan perbuatan hati, sedangkan hati merupakan sumber makrifat dan semua yang munculnya dari sumber makrifat itu lebih utama daripada yang muncul dari yang lainnya.
Niat Melakukan Kebaikan Dicatatkan Pahala
Nabi SAW bersabda
يُؤْتَى بِالْعَبْدِ يَوْمَ القِيَامَةِ وَمَعَهُ مِنَ الْحَسَنَاتِ أَمْثَالُ الجِبَالِ الرَّوَاسِي فَيُنَادِي مُنَادٍ مَنْ كَانَ لَهُ عَلَى فَلَانٍ مَظْلَةٌ فَلْيَجِنَّ فَلْيَأْخُذْهَا فَيَجِيْ أَنَاسٌ فَيَأْخُذُونَ مِنْ حَسَنَاتِهِ حَتَّى لَا يَبْقَى لَهُ مِنَ الْحَسَنَاتِ شَيْءٍ وَيَبْقَى الْعَبْدُ حَيْرَانَ فَيَقُولُ لَهُ رَبُّهُ إِنَّ لَكَ عِنْدِي كَنُنَا لَمْ اطَّلِعُ عَلَيْهِ مَلَائِكَتِي وَلَا أَحَدًا مِنْ خَلْقِي فَيَقُولُ يَا رَبِّ مَا هُوَ فَيَقُولُ نِيَّتُكَ الَّتِي كُنْتَ تَنْوِي مِنَ الْخَيْرِ كَتَبْتُهَا لَكَ سَبْعِينَ ضِعْفًا
“Nanti pada hari kiamat seorang hamba akan didatangkan dengan membawa kebaikan sebesar bukit, lalu ada seruan: ‘Barangsiapa merasa pernah dianiaya oleh Fulan, maka datanglah dan ambillah tebusannya. Lalu orang-orang datang dan mengambil kebaikan- kebaikannya, hingga tidak tersisa sedikitpun. Hamba tadi menjadi bingung, lalu Tuhan berfirman kepadanya, ‘Sesungguhnya kamu masih mempunyai simpanan di sisi-Ku yang tidak Aku perlihatkan kepada malaikat-Ku dan kepada siapapun di antara makhluk-Ku.’ Hamba itu bertanya, ‘Apakah itu?’ Tuhan menjawab, ‘Niatmu untuk melakukan kebaikan, di mana Aku mencatatkan bagimu 70 kali lipat.”
Sahl bin Sa’ad As-Sa’idi meriwayatkan dari Nabi SAW bahwa beliau bersabda:
“Niat seorang mukmin itu lebih baik daripada amalnya, sedangkan amal orang munafik lebih baik daripada niatnya. Masing-masing beramal menurut niatnya.”
Pentingnya amalan tergantung niat. Dengan menjaga dan memperbaiki niat dalam beramal murni Lillahi Ta’ala, mudah-mudahan dapat menjadikan amalan kita diterima di sisi Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Referensi: Samarqandi, Al-Faqih Abul Laits As-. 1999. Tanbihul Ghafilin: Nasehat Bagi yang Lalai (2). Jakarta: Pustaka Amani.