Ada keinginan untuk berdakwah kepada orang tua, tapi bingung cara bijaknya seperti apa?
Allah SWT telah memerintahkan kepada seluruh manusia untuk meneguk manisnya iman dan islam dengan berbagai hikmah dan pelajaran yang ada.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman, “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. An-Nahl: 125)
Berakhlak Mulia, Cara Paling Baik untuk Berdakwah Kepada Orang Tua
Kalau kita ingin berdakwah kepada orang yang lebih tinggi di atas kita, maka bukan memerintah. Karena memerintah akan langsung ditolak. Kalau dari bawah ke atas, maka beri inspirasi. Kesesuaian terhadap perkataan dan perbuatan sesuai tempatnya. Bagaimana kita bisa menyampaikan risalah dakwah dengan profesional, maka sentuhannya akhlak. Kepada orang tua, maka perlakukan yang baik-baik. Seperti tetap berbakti, merawatnya di saat sakit, dsb. Berikan alasan apa yang membuatnya menjadi lebih baik, contohnya karena sholat yang merubah saya menjadi lebih baik. Tutur ustadz Adi Hidayat dalam kesempatan kajian tentang cara bijak mendakwahi orang tua.
Bentuk Bakti dengan Berdakwah Kepada Orang Tua
Berbakti kepada orang tua juga menjadi bagian dakwah agar mereka bisa mendapatkan hidayah. Namun, diperlukan kesabaran untuk melakukannya. Akan menjadi mudah bila kita dekat dengan orang tua. Cara yang terbaik adalah menunjukkan akhlak yang mulia kepada orang tua. Kita jadi lebih sering bertanya kabar, memperhatikan orang tua, memberikan perhatian, membantu memenuhi keperluan atau ambil peran untuk meringankan urusannya.
Baca juga: 2 Cara Berbakti pada Orang Tua yang Sudah Meninggal
Jika orang tua sudah tersentuh hatinya karena perilaku kita yang baik kepadanya, selanjutnya kita bisa menyampaikan kata demi kata dengan penuh kesopanan. Sampaikan bahwa mengerti agama membantu seseorang untuk berakhlak mulia. Jadi tetap bisa mengajak kebaikan, berdakwah dengan penuh kesantunan tanpa harus menggurui orang tua apalagi menyakiti hatinya.
Kisah Nabi Ibrahim Saat Berdakwah kepada Orang Tua
Dikisahkan bahwa Nabi Ibrahim as. mempunyai ayah bernama Azar yang menyembah berhala sekaligus pembuat patung-patungnya. Nabi Ibrahim as selaku nabi dan rasul tentu harus menyampaikan dakwah kepada seluruh kaumnya, termasuk pada ayahnya.
Setiap Nabi Ibrahim alaihis salam menemui sang ayah untuk berdakwah, beliau selalu mengutamakan bahasa yang sopan dan santun. “Wahai bapakku, sesungguhnya telah datang kepadaku sebahagian ilmu pengetahuan yang tidak datang kepadamu, maka ikutilah aku, niscaya aku akan menunjukkan kepadamu jalan yang lurus.” (QS. Maryam: 43)
Baca juga: Sedekah atas Nama Orangtua yang Telah Wafat
Untuk meyakinkan sang ayah bahwa berhala tidak layak disembah, Nabi Ibrahim menyampaikan dakwah secara lembut. Dalam ayat tersebut nampak jelas keluwesan, kelembutan dan kesabaran Nabi Ibrahim as dalam berkomunikasi untuk menyampaikan dakwah yang semestinya. Beliau mengingatkan sang ayah untuk meninggalkan berhala karena itu adalah kesesatan yang nyata. Meskipun sang ayah tetap teguh dengan keyakinannya sampai akhir hayatnya.
Cara berdakwah kepada orang tua tentulah harus memperhatikan adab dan akhlak. Seorang Nabi saja berdakwah dengan sopan santun yang terjaga kepada orang tuanya. Maka sepatutnya kita sebagai manusia biasa juga harus mencontohnya bahwa berdakwah kepada orang tua dimulai dari perangai atau akhlak yang mulia.
Wallahu’alam.