Indonesia siaga bencana! Serangkaian bencana alam kembali melanda Indonesia, mengingatkan kita betapa pentingnya kesiapsiagaan menghadapi tantangan alam. Fenomena La Nina yang diprediksi berlangsung hingga Februari 2025 oleh BMKG perlu menjadi perhatian, karena La Nina dapat meningkatkan curah hujan bulanan sampai 40%. Hal ini bantu mengingatkan kita akan pentingnya kesiapsiagaan dalam menghadapi dampak yang terjadi.
Bencana Alam yang Melanda Indonesia (Priode 1 Januari – 9 Desember 2024)
Mengutip data dati BNPB, dampak bencana alam (periode 1 Januari-9 Desember 2024) yaitu: 448 Meninggal, 5.506.125 Menderita dan Mengungsi, 62 Hilang, 1.130 Luka-luka.
Dampak Kerusakan Bencana
Rumah Rusak
Rusak Ringan: 35.008
Rusak Sedang: 10.904
Rusak Berat: 8.693
Total Rusak: 54.605
Fasilitas Rusak
Satuan Pendidikan: 515
Rumah Ibadat: 383
Fasyankes: 45
Total Rusak: 943
Dampak Bencana Alam yang Terjadi
Bencana tidak hanya meninggalkan jejak kerusakan fisik, tetapi juga dampak psikologis dan sosial bagi para korban. Beberapa kejadian bencana yang terjadi belakangan ini antara lain:
- Banjir Besar
Kawasan Sukabumi, Bandung, dan Pekalongan mengalami banjir besar yang merendam ribuan rumah. Genangan air tidak hanya menghancurkan harta benda, tetapi juga mengancam kesehatan masyarakat akibat penyakit bawaan air seperti diare dan demam berdarah.
- Tanah Longsor
Sukabumi, Cilacap, dan Cianjur menghadapi longsor yang merusak infrastruktur, memutus akses jalan, dan menyebabkan korban jiwa. Longsor sering kali terjadi di daerah perbukitan dengan struktur tanah yang labil akibat curah hujan tinggi.
- Erupsi Gunung Berapi
Gunung Semeru dan Gunung Lewotobi kembali menunjukkan aktivitas vulkaniknya. Lahar panas, abu vulkanik, serta potensi banjir lahar dingin menjadi ancaman serius bagi masyarakat di sekitar gunung.
- Banjir Rob dan Abrasi
Pesisir Pantai Kumai, Kalimantan Tengah, menghadapi banjir rob dan abrasi yang menyebabkan kerugian bagi masyarakat pesisir, terutama nelayan dan petani tambak.
Baca juga: Distribusi Bantuan dan Layanan Kesehatan untuk Korban Gempa Cianjur
Tanggap Bencana, Perlunya Kesiapsiagaan Bencana di Indonesia
BMKG telah memperingatkan bahwa La Nina dapat memperpanjang musim hujan dan meningkatkan intensitas curah hujan di Indonesia. Kondisi ini membuat risiko bencana hidrometeorologi seperti banjir, longsor, dan badai lebih tinggi dari biasanya. Maka penting memahami bahwa perlunya Indonesia Siaga Bencana!
Kesiapsiagaan bencana menjadi kebutuhan mutlak bagi semua pihak, baik pemerintah, masyarakat, maupun lembaga sosial. Beberapa langkah yang dapat dilakukan adalah:
1. Edukasi dan Simulasi Bencana
Masyarakat perlu dibekali pengetahuan dan latihan evakuasi untuk meminimalkan korban jiwa.
2. Penguatan Infrastruktur
Pemerintah dan swasta harus berkolaborasi untuk membangun infrastruktur yang tahan bencana, seperti tanggul banjir, sistem drainase yang baik, dan rumah tahan gempa.
3. Dukungan Solidaritas
Masyarakat yang tidak terdampak dapat memberikan dukungan melalui donasi, relawan, atau menyebarkan informasi mengenai bantuan bencana.
Indonesia Siaga Bencana! Ayo Bantu Mereka yang Terdampak
Bencana yang terjadi, tentu meninggalkan duka dan problema bagi mereka yang terdampak. Belum lagi soal infrastruktur, kondisi saudara-sudara kita juga harus berjuang di tengah musim dingin dan banjir yang menerjang.
UCare Indonesia mengajakmu untuk berkontribusi dengan infak terbaik dengan membantu meringankan beban saudara-saudara kita yang sedang dilanda kesulitan.
Indonesia siaga bencana! Ayo salurkan bantuan Anda untuk para penyintas: bantusesama.co/BencanaAlam?ref=ro7or
Atau transfer via rekening infak kebaikan UCare Indonesia melalui:
BSI: 685 664 7010
BCA: 066 327 1960
a.n Yayasan Ukhuwah Care Indonesia