Cari Tahu Keutamaan Puasa Asyura 10 Muharram dan Sejarahnya
Keutamaan Puasa Asyura

Date

Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram

Daftar Isi

Tahukah sahabat, keutamaan puasa Asyura (10 Muharram) dan sejarahnya?

Bulan Muharram adalah bulan mulia, yang harus dijaga kemuliaannya. Banyak keutamaan bulan Muharram termasuk bagian dari bulan haram (mulia). Ada amalan kuat yang sangat dianjurkan di bulan Muharram yaitu berpuasa. Bahkan, puasa bulan Muharram adalah sebaik-baik waktu untuk berpuasa setelah bulan Ramadan. Bahkan Nabi juga berpuasa di bulan Muharram.

Keutamaan Puasa Asyura (10 Muharram): Menghapus Dosa Setahun Lalu

Keutamaan Puasa Asyura

Dahulu puasa Asyura wajib, sebelum turun puasa Ramadan. Sehingga lekat bulan Muharram dengan puasa. Kemudian di bulan Muharram ada puasa Asyura (10 Muharram). Bagi yang berpuasa Asyura akan diampuni dosanya.

Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra, ia berkata: ‘Rasulullah saw bersabda: ‘Puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah, Muharram, dan shalat yang paling utama setelah shalat fardhu adalah shalat malam.” (HR Muslim).

“Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam ditanya tentang puasa hari Asyura, beliau menjawab: “Puasa pada hari Asyura menghapuskan dosa setahun yang lalu.” (HR. Muslim, No: 1977)

Sejarah Awal Puasa Asyura

Keutamaan Puasa Asyura

Awalnya, Asyura adalah puasanya Nabi Musa sebagai bentuk syukur di hari itu karena selamatnya Nabi Musa AS dan Bani Israil dari kejaran pasukan Fir’aun. Lalu, Nabi Muhammad SAW berpuasa sebagai bentuk keteladanan. Kemudian Nabi Muhammad SAW pun mengajarkan berpuasa Asyura para sahabat. Sehingga selain disunnahkan puasa Asyura, untuk menyelisihi kebiasaan orang yahudi, maka umat Muslim juga dianjurkan untuk menambah harinya yaitu puasa sehari sebelumnya (9 Muharram) atau puasa sehari setelahnya (11 Muharram).

“Dari Ibnu Abbas RA, beliau berkata: ‘Rasulullah SAW hadir di kota Madinah, kemudian beliau menjumpai orang Yahudi berpuasa Asyura. Mereka ditanya tentang puasanya tersebut, lalu menjawab: ‘Hari ini adalah hari dimana Allah SWT memberikan kemenangan kepada Nabi Musa AS dan Bani Israil atas Fir’aun. Maka kami berpuasa untuk menghormati Nabi Musa’. Kemudian Nabi SAW bersabda: ‘Kami (umat Islam) lebih utama memuasai Nabi Musa dibanding dengan kalian’. Lalu Nabi SAW memerintahkan umat Islam untuk berpuasa di hari Asyura.” (HR Muslim)

Menurut Mazhab Abu Hanifah, mengatakan kalau mengkhususkan puasa 1 hari di Asyura itu makruh. Namun jumhur ulama mengatakan itu sunnah, sehingga tidak makruh. Cuma untuk mendapatkan sunnah di atas kesunnahan yaitu ambillah puasa sehari sebelumnya atau puasa sehari setelahnya. Sehingga baik jika mampu berpuasa Asyura atau puasa selama dua hari, atau 3 hari (9,10, 11 Muharram). Yang penting tanggal 10 Muharram itu intinya, puasa Asyura.” Nasihat Buya Yahya dalam kesempatan kajian yang ada.

Baca juga: Kenapa Muharram Menjadi Bulan Pertama Hijriyah?

Gebyar Anak Yatim Bulan Muharram, Bolehkah?

Keutamaan Puasa Asyura

“Jangan mengkhususkan juga di bulan Muharram hari anak yatim, sehingga dibuat santunan anak yatim. Kalau bulan Muharram dijadikan gebyar anak yatim itu boleh. Tapi menyantuni anak yatim bukan hanya di bulan Muharram. Boleh sebagai gebyar, tapi jika mengkhususkan hanya sehari memperhatikan anak yatim bukan hanya Muharram saja, tapi setiap hari. Mereka juga butuh makan, sekolah, setiap hari.” ujar Buya Yahya.

Maka peduli di bulan Muharram adalah penting, bukan hanya di bulan Muharram, tapi juga di bulan lainnya. Jangan dzolim kepada anak yatim, maka berkasih sayanglah kepada anak yatim. Jangan mengambil hak anak yatim.

Sahabat Insan Dermawan, semoga dengan mengetahui keutamaan puasa Asyura serta sejarahnya menjadikan kita semua termotivasi untuk lebih giat dalam mengejar ridha dan keberkahan dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Yuk, jangan lupa ajak dan ingatkan keluarga serta sahabat untuk berpuasa Asyura serta puasa sehari sebelum/sesudahnya untuk menggali keutamaannya!

More
articles