Seorang muslim hendaknya memahami keutamaan puasa di bulan Ramadan, sehingga dapat mengukur pula tanda keberhasilan puasa.
Tanda Keberhasilan Puasa
Jadi kalau kita mau mengukur apakah puasa dan qiyam kita berhasil atau tidak, maka indikator dasarnya adalah puasanya harus sesuai dengan apa yang ditetapkan dan ditentukan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Jika seorang muslim berpuasa dengan benar maka akan menghasilkan perisai karena setiap kali kita berpuasa akan menciptakan karakter kebaikan dan takwa.
Dalam sebuah hadits, Nabi shallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
الصِّيَامُ جُنَّةٌ
“Puasa adalah perisai” (H.R. Bukhari dan Muslim).
Dengan perisai itu maka akan membuat kita menjauhkan diri dari maksiat, perbuatan keji dan mungkar. Di sisi lain, maka akan meningkatkan amalan sholeh kita. Ketika yang baik meningkat, maka yang buruk akan menurun.
Baca juga: Ar-Rayyan: Pintu Surga untuk Orang Yang Berpuasa
Tanda Keberhasilan Puasa: Meninggalkan Perbuatan Maksiat
Ustadz Adi Hidayat menyampaikan dalam pembahasan kitabus Shaum Al-Bukhari bahwa salah satu indikator berhasil atau tidaknya puasa kita adalah dengan meninggalkan perbuatan maksiat, meninggalkan perbuatan yang buruk, banyak meminta ampun kepada Allah SWT. Dan dampaknya adalah yang taat ini akan muncul, sehingga tertarik kebiasaan amal sholeh. Seperti mengajinya bertambah, semakin banyak beramal sholeh dan berbuat baik. Maka untuk mendapat itu semua, maka kita harus meninggalkan hal-hal yang merusak seperti perbuatan kotor/jorok, atau seperti kata-kata celaan.
Dapat diartikan bahwa berpuasa juga harus bisa menjaga lisan. Jadi kalau kita bisa menaklukkan lisan kita, ada kemungkinan seluruhnya aman. Karena terpelesetnya lisan berbahaya, bisa menjatuhkan kedudukan dan membuat kerusakan. Termasuk jangan berbuat hal-hal yang tak pantas.
Maka orang yang puasa jika ingin mendapat junnah ‘perisai’ dan mendapatkan keberhasilan puasa, maka ia harus mengatakan dan mengingatkan kepada orang lain bahwa ia dalam keadaan puasa, ini sedang Ramadan jika dalam posisinya diajak pada hal-hal yang mengarah pada perbuatan tidak baik, seperti berdebat. Atau bisa juga berkata kepada diri sendiri. Sebaiknya menghindari perdebatan apalagi disediakan surga bagi orang yang bisa atau mampu menjaga amarahnya.
Orang-orang yang mampu menjaga dirinya itu diberikan satu kemuliaan oleh Allah SWT di antaranya adalah keluar bau harum dari mulutnya, adapun yang benar puasanya maka diberikan tanda oleh Allah wangi mulutnya lebih harum daripada minyak kasturi. Yang dimaksud adalah harum semerbak, sebagai bentuk majas atau kiasan di dunia. Adapun di akhirat maka majas itu akan dijadikan kebaikan.
Tanda Keberhasilan Puasa: Meninggalkan Syahwat
Orang yang ingin puasanya benar, terbebas dari maksiat maka ia akan meninggalkan syahwatnya. Ia tahan dirinya dan makan minumnya cukup agar aktivitasnya bisa maksimal dalam beribadah. Ibadahnya juga cukup.
Kalau orang benar puasanya maka penilaiannya akan langsung dari Allah SWT. Puasa yang ditunaikan untuk Allah, maka Allah langsung yang akan memberikan balasan pahalanya. Semakin kita ikhlas, maka kemuliaan dan limpahan anugerah akan datang.
Secara singkat orang yang berpuasa dengan baik, maka Allah akan berikan perisai dalam dirinya dari perbuatan maksiat, orang tersebut juga akan mendapatkan kedudukan yang terhormat, dilipatgandakan pahalanya langsung oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala.