Perintah menjaga lisan bagi seorang muslim telah ditekankan baik dalam Al-Quran ataupun hadist. Sepenting itu menjaga lisan sebab selamat atau tidaknya seseorang juga dipengaruhi dari lisan. Karena ketidak mampuan seseorang untuk menjaga lisan akhirnya menjerumuskan pada lubang kehancuran dan kerusakan.
Anjuran untuk Menjaga Lisan
Bila seseorang beriman, maka standar iman akan mengarahkan pada yang baik-baik. Bila mata diarahkan oleh iman, maka ketika melihat yang tidak baik atau sesuatu yang tidak dibenarkan secara agama, mata akan segera berpaling dan mengucap istighfar untuk memohon ampun kepada Allah SWT. Demikian ke anggota yang lain, seperti lisan orang beriman itu tidak mudah mencela.
Semakin tinggi imannya, semakin baik kosa katanya. Karena imannya baik, maka susah mencari kosa kata yang kotor. Sehingga apa saja yang keluar dari lisannya adalah kalimat-kalimat santun, penuh kebaikan dan bersih. Karena itu setiap mukmin dianjurkan berkata yang baik dan tidak merendahkan, mencela ataupun mengejek orang lain.
Perintah Menjaga Lisan dalam Surat Al Hujurat Ayat 11
Allah SWT berfirman, artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.” (QS. Al-Hujurat: 11)
Tidak boleh mencela, apalagi celaan yang tidak ada alasan syariat. Semisal mencela karena adanya iri hati, dengki dan sebagainya. Karena seseorang yang mencela orang lain, sesungguhnya hidup akan jauh dari ketenangan dan kenikmatan. Bahkan orang yang terbiasa gibah dan ia belum bertaubat, maka di akhiratnya akan dihidangkan makanan dari bangkai daging orang yang digibahkan tersebut.
Allah SWT berfirman, artinya: “Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Hujurat: 12)
Baca juga: Keistimewaan Surat Al-Fatihah yang Perlu Diketahui
“Pahala berpindah seketika ketika bergibah, jika belum bertaubat maka secara otomatis akan dihukum dengan memakan bangkai daging saudaranya ketika di akhirat. Demikian seterusnya. Di dunia hidupnya tidak tentram dan di akhirat juga ia akan merasakan kegelisahan.” Terang ustadz Adi Hidayat dalam kajiannya.
Kunci Hidup Tenang Mulai dari Menjaga Lisan
Kalau hidupnya ingin tenang kata Al-Quran maka diperintahkan untuk menjaga pandangan dan lisan. Gunakan nikmat mulut untuk berkata yang baik-baik dan menghindarkan yang tidak baik. Karena orang yang tidak bisa menjaga lisan, hidupnya akan cenderung tidak aman dan tidak nyaman. Maka dalam hadist Nabi SAW disebutkan,
Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ فَليَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُت
“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir maka hendaklah ia berkata baik atau hendaklah ia diam.” (Muttafaq ‘alaih: Al-Bukhari, no. 6018; Muslim, no.47)
Nah sahabat, setelah mengetahui tentang perintah menjaga lisan, semoga menjadi motivasi kita bersama untuk terus berkata yang baik, berhenti mencela dan menyakiti hati orang lain dengan ucapan. Mudah-mudahan hidup akan selamat dunia maupun akhirat.