Muhasabah Akhir Tahun, Evaluasi Iman dan Amal
renungan muhasabah diri

Date

Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram

Daftar Isi

Muhasabah akhir tahun, muhasabah adalah intropeksi diri, mulai dari ujung kepala sampai ujung kaki. Mengecek dan evaluasi diri terbiasa berbuat maksiat apa selama ini. Cek diri apakah diri kita sering diarahkan pada yang baik? Jika kesulitan mengevaluasi diri cek dulu bagian anggota tubuh mana yang biasa berinteraksi. Di antaranya adalah anggota-anggota yang dibasuh saat berwudhu.

Mulai dari jari jemari sampai ujung kaki, itu dimuhasabah diintropeksi diri kan. Maka jika seseorang wudhunya benar, maka jatuh pula dosa-dosanya. Kalau benar wudhunya maka akan berubah dari yang tidak baik menjadi ke arah yang baik, meninggalkan keburukan menuju pada kebaikan.

Muhasabah akhir tahun di bulan Dzulhijjah

“Jika amalan bulan Dzulhijjah dikerjakan dengan baik, maka keistimewaannya bila dikerjakan maka nilainya lebih utama daripada jihad. Maka di bulan Dzulhijjah ini menjadi waktu yang baik untuk mengintropeksi diri. Maka mulai setiap hari meniatkan diri untuk melihat, mendengar dan berkata yang baik-baik saja. Jika semua amalan dari tanggal 1 sampai 9 Dzuhijjah dikerjakan dengan baik, maka akan gugur dosa-dosa dan diberikan ampunan oleh Allah SWT.” Terang ustadz Adi Hidayat.

Gunakan panggilan iman untuk mengintropeksi diri

Dari sekian hamba-hamba Allah, kita harus menjadi salah satu muslim yang melakukan muhasabah akhir tahun dengan adanya panggilan iman. Besar kecil, tua muda, sepanjang setiap mukmin mengakui beriman maka jadikan itu sebagai motivasi untuk mengintropeksi diri. Berbahagialah bila ada panggilan kita respon panggilan Allah, seperti panggilan shalat. Artinya hati kita masih terpaut untuk mengingat Allah SWT dalam jiwa kita.

Apa Saja Hal-Hal yang Dimakruhkan Dalam Shalat? Cek 15 Poin Ini!

Semua orang yang merasa beriman, maka harus cek kualitas takwa. Kenapa penting? Karena itulah evaluasi penting bagi seorang mukmin. Karena kata Allah SWT selama menyelami perjalanan hidup itu, pernahkan terbersit dalam jiwa kita persiapan menyongsong datangnya ghad (hari esok/akhirat).

Allah SWT berfirman,

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَلْتَنظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ ۖ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ خَبِيرٌۢ بِمَا تَعْمَلُونَ

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-Hasyr: 18)

Kenapa Allah SWT mengatakan Ghad pada kalimat di atas, menurut para ahli tafsir untuk mengguncangkan pada hati dan jiwa kita bahwa seakan kiamat terjadi besok. Andaikan kiamat terjadi besok, apakah kita siap? Rumah luas, kendaraan membentang, pakaian yang bagus dan semua perhiasaan, tapi bagaimana bila wafat hari ini? Sedangkan kiamat terkecil adalah kematian.

Allah SWT berfirman, artinya: “Katakanlah: “Malaikat maut yang diserahi untuk (mencabut nyawa)mu akan mematikanmu, kemudian hanya kepada Tuhanmulah kamu akan dikembalikan”. (QS. As-Sajdah: 11)

Menjadikan kematian sebagai pengingat

Setiap yang berjiwa, maka suatu saat malaikat maut akan datang untuk memisahkan kehidupannya dari kehidupan dunia menuju hisab persiapan akhiratnya. Semua ulama sepakat bahwa kiamat terkecil itu kematian. Para ulama selalu mengajak kita untuk bermusabah, jangankan datang tahun baru. Setiap hari ayat ini mengatakan kalau wafat besok, maka apa persiapan hisab kita di hadapan Allah SWT?

More
articles