Apa yang Harus Dilakukan di Pagi dan Malam Hari?
apa yang harus dilakukan di pagi dan malam

Date

Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram

Daftar Isi

Apa yang harus dilakukan di pagi dan malam hari bagi seorang muslim?

Pagi hari kerap menjadi waktu terbaik untuk memulai sesuatu atau aktivitas. Dengan badan yang sehat, semangat yang tinggi, hendaknya tidak menjadikan seorang untuk menyia-nyiakan kesempatan atau waktu yang ada untuk berbuat baik, bekerja dan beramal soleh. Diberikan waktu pagi, maka jangan terlena untuk menunggu sore dalam beramal. Begitupun di malam hari, tidak perlu menunggu pagi untuk bersegera dalam kebaikan.


Al-Faqih menuturkan dari Muhammad bin Al-Fadhl, dari Muhammad bin Ja’far, dari Ibrahim bin Yusuf, dari Abu Mu’awiyah, dari Laits, dari Mujahid, bahwa Abdullah bin Umar r.a. berkata, “Wahai Mujahid, apabila kamu berada di waktu pagi, maka jangan merasa bahwa dirimu akan sampai pada waktu sore dan jika kamu berada di waktu sore, maka jangan merasa bahwa dirimu akan sampai pada waktu pagi. Manfaatkanlah kesempatan hidupmu sebelum kematian datang dan sehatmu sebelum datang masa sakit, karena kamu tidak akan tahu apa namamu besok pagi.”

Baca juga: Anjuran Bersegera dalam Sedekah dan Amalan Soleh Lainnya

Apa yang harus dilakukan di pagi dan malam hari? Cek di sini!

4 Hal yang Harus Dilakukan di Waktu Pagi

Salah seorang cendekiawan berkata, “Di waktu pagi seseorang harus mempunyai niat melakukan empat hal, yaitu:

1. Melaksanakan segala perintah Allah.

2. Menjauhi segala larangan Allah.

3. Menyelesaikan segala hal yang ada kaitannya dengan pekerjaan.

4. Memperbaiki hubungan dengan kawan dan lawan. Apabila pada waktu pagi ia memiliki niat seperti itu, maka ada harapan ia termasuk orang-orang saleh yang beruntung.”

4 Hal yang Harus Dilakukan di Malam Hari

Ditanyakan kepada salah seorang cendekiawan, “Apa yang seharusnya diniatkan oleh seseorang di waktu pagi saat bangun tidur?” Ia menjawab, “Seseorang tidak akan bisa ditanya tentang bangun tidurnya sebelum dilihat bagaimana cara ia tidur. Barangsiapa tidak mengetahui cara tidur seseorang, maka ia tidak akan bisa mengetahui bagaimana cara ia bangun tidur.”

Kemudian ia berkata, “Seharusnya seseorang itu tidak tidur sebelum menyelesaikan empat hal, yaitu:

1. Orang yang mempunyai musuh atau tanggungan hak di dunia tidak boleh tidur sebelum ia minta maaf atau minta halal dari yang bersangkutan, karena siapa tahu malaikat maut datang untuk mengambil nyawa lalu nanti dituntut di hadapan Allah dan ia tidak bisa mengelak.

2. Tidak boleh tidur sebelum melakukan semua kewajiban terhadap Allah. Contohnya seperti shalat.

3. Tidak boleh tidur sebelum bertaubat dari dosa-dosanya yang pernah ia lakukan, karena siapa tahu ia mati padahal belum sempat bertobat.

4. Tidak boleh tidur sebelum menulis wasiat yang benar, karena siapa tahu ia mati tanpa meninggalkan wasiat apapun.”

3 Kelompok Manusia di Pagi Hari

Ada yang mengatakan, bahwa pada pagi hari manusia dapat dikelompokkan menjadi tiga macam, yaitu:

1. Kelompok orang yang mencari harta. Kelompok ini tidak akan makan melebihi rezeki yang dikaruniakan oleh Allah.

2. Kelompok orang yang mencari dosa. Kelompok ini hanya akan mendapatkan kehinaan.

3. Kelompok orang yang mencari jalan yang benar. Kelompok ini akan dikaruniakan rezeki dan jalan yang benar oleh Allah Ta’ala.

Salah seorang cendekiawan mengatakan, bahwa setiap pagi seseorang hendaknya memiliki dua perasaan, yaitu perasaan aman dan perasaan takut.

apa yang harus dilakukan di pagi dan malam


Maksudnya, rasa aman karena ia harus percaya bahwa Allah menjamin rezeki dan ia harus mempunyai perasaan takut jika belum melaksanakan perintah Allah secara sempurna. Apabila seseorang mempunyai perasaan seperti itu, maka Allah akan mengaruniakan rasa qana’ah atas rezeki yang diberikan Allah kepadanya dan akan merasakan manisnya iman dan taat kepada Allah.

Berbekal keimanan kepada Allah, banyak cara untuk mewujudkan rasa syukur seperti mulai dari berbagi dan peduli kepada sesama. Lanjutkan kebiasaan baik di bulan Ramadan dengan gemar berderma untuk saudara yang membutuhkan. Tunaikan infak dan sedekah di sini.

Referensi: Samarqandi, Al-Faqih Abul Laits As-. 1999. Tanbihul Ghafilin: Nasehat Bagi yang Lalai (2). Jakarta: Pustaka Amani.

More
articles