Ramadan identik dengan shalat tarawih. Yuk, cari tahu penjelasan seputar shalat tarawih sekarang!
Syariat dan Penjelasan Seputar Shalat Tarawih
Di antara hal yang disyariatkan oleh Rasulullah pada bulan Ramadan adalah mengerjakan salat tarawih. Hukum salat tarawih adalah Sunah muakadah. Dinamakan salat tarawih, karena ketika melaksanakannya orang-orang beristirahat pada setiap empat rakaat disebabkan mereka melaksanakannya dalam waktu yang lama.
Sejarah & Penjelasan Seputar Shalat Tarawih Pada Zaman Rasulullah SAW
Melaksanakannya berjemaah di masjid lebih baik, karena Rasulullah pernah melaksanakannya dengan para sahabat dalam beberapa malam di masjid. Kemudian Nabi tidak melaksanakannya di masjid karena khawatir jika para sahabat menganggapnya sebagai salat fardu.
Hal ini sebagaimana diriwayatkan dalam Sahih Bukhari dan Sahih Muslim dari Aisyah ra, bahwa Rasulullah pada suatu malam salat di masjid, lalu datang orang-orang dan mereka salat bersama Nabi.
Kemudian pada malam kedua Nabi kembali melaksanakan salat di masjid dan jumlah orang-orang yang salat bersama Nabi bertambah banyak. Pada malam ketiga dan keempat, orang-orang berkumpul di masjid namun Nabi tidak datang.
Lalu ketika Subuh Nabi bersabda:
“Aku telah lihat apa yang kalian lakukan. Tidak ada yang menghalangiku datang ke masjid kecuali karena aku takut salat tarawih menjadi fardu atas kalian.”
Kejadian ini adalah pada bulan Ramadan. Kemudian setelah Nabi wafat para sahabat terus melakukannya dan hal itu diterima dan dilanjutkan oleh seluruh umat Islam.
Rasulullah bersabda: Barang siapa salat bersama imam hingga imamnya selesai, maka dicatat baginya pahala salat malam.
Nabi bersabda:
مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيْمَاناً وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Barang siapa salat malam pada bulan Ramadhan karena keimanan dan mengharapkan pahala dari Allah, maka diampuni dosa-dosa yang telah ia lakukan.” (Muttafaq Alaih).
Penjelasan Seputar Shalat Tarawih, Bagian dari Sunah Rasul
Salat tarawih adalah sunah Rasul, maka sepatutnya orang-orang Muslim berupaya melakukannya. Mengenai jumlah rakaatnya, tidak ada riwayat yang pasti dari Rasulullah SAW sehingga salat tarawih tidak terikat oleh jumlah tertentu.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah menjelaskan, bahwa seseorang boleh melakukan shalat tarawih sebanyak dua puluh rakaat sebagaimana dikenal dalam Mazhab Imam Ahmad dan Imam Syafii. Ia juga boleh melaksanakannya sebanyak tiga puluh enam rakaat, sebagaimana dalam Mazhab Imam Malik. Juga, boleh melaksnakannya sebelas rakaat atau tiga belas rakaat, dan semuanya itu baik. Maka banyaknya atau sedikitnya rakaat adalah berdasarkan panjang dan pendeknya salat.
Ketika Umar r.a. mengumpulkan orang-orang untuk berjemaah pada Ubai bin Kaab, mereka melaksanakannya sebanyak dua puluh rakaat. Para sahabat sendiri ada yang melakukannya lebih sedikit ada juga yang lebih banyak. Tidak ada nas dari syarak yang menentukan batas tertentu dalam jumlah rakaat tarawih ini.
Penjelasan seputar shalat tarawih: Perhatikan Thuma’ninah
Bagi imam masjid perlu memperhatikan adanya thuma’ninah karena ia adalah salah satu rukun salat. Dalam pelaksanaan salat, dituntut kehadiran hati di hadapan Allah dan meresapi makna dari ayat-ayatNya ketika dilantunkan. Kedua hal ini tidak dicapai dalam salat yang terburu-buru yang makruh hukumnya.
Baca juga: Cek Hal-hal yang Dibolehkan dalam Shalat atau Disunnahkan
Salat sepuluh rakaat dengan bacaan yang panjang disertai dengan thuma’ninah adalah lebih baik dari pada salat dua puluh rakaat dengan terburu-buru. Karena inti dan jiwa salat itu adalah menghadapkan hati kepada Allah. Bisa saja jumlah yang sedikit itu lebih baik dari pada jumlah yang banyak.
Begitu pula membaca Alquran dengan tartil lebih baik dari pada membacanya dengan cepat- cepat. Bacaan cepat yang diperbolehkan adalah jika tidak ada satu huruf pun yang hilang. Maka jika ada beberapa huruf yang hilang karena bacaan yang cepat, maka hal itu tidak diperbolehkan dan dilarang. Membacanya dengan jelas sehingga para makmum dapat mengambil mafaat dari bacaan tersebut, maka inilah yang baik.
Itulah tadi penjelasan seputar shalat tarawih. Sahabat, mari optimalkan kebaikan di bulan Ramadan dengan menunaikan zakat, infak dan sedekah terbaik. Semoga Allah SWT meridai setiap langkat dan niat baik kita semua. Aamiin.
Daftar Pustaka: Al-fauzan, Saleh bin. 2020. Ringkasan Fiqih Islam (Ibadah & Muamalah) Yogyakarta: Penerbit Mueeza.