“Apa saja keutamaan shalat duha yang perlu diketahui?”
Hadist Tentang Keutamaan Shalat Duha
Banyak sekali hadits-hadits yang menyatakan keutamaan shalat Duha itu, di antaranya ialah:
- Dari Abu Dzar r.a., katanya:
“Rasulullah saw. bersabda: ‘Hendaklah masing-masingmu setiap pagi bersedekah untuk setiap ruas tulang badannya. Maka tiap kali bacaan tasbih adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, menyuruh kebaikan adalah sedekah, melarang keburukan adalah sedekah dan sebagai ganti dari semua itu, cukuplah mengerjakan dua raka’at shalat Duha’. (Diriwayatkan oleh Ahmad, Muslim dan Abu Daud)
- Ahmad dan Abu Daud meriwayatkan dari Buraidah bahwa Rasulullah saw. bersabda:
“Dalam tubuh manusia itu ada tiga ratus enam puluh ruas tulang. Ia diharuskan bersedekah untuk tiap ruas itu. Para sahabat bertanya: “Siapa yang kuat melaksanakannya, ya Rasulullah?” Beliau menjawab: Dahak yang ada di masjid ditutupnya dengan tanah, atau menghilangkan sesuatu gangguan dari tengah jalan itu berarti sedekah, atau sekiranya tak kuasa cukuplah diganti dengan mengerjakan 2 shalat duha.”
Syaukani berkata: “Dua hadits di atas menunjukkan seberapa besar keutamaan shalat Duha, betapa tinggi kedudukannya serta seberapa kerasnya syari’at menganjurkannya. Dua raka’at shalat Duha dapat menggantikan tiga ratus enam puluh kali sedekah, oleh sebab itu hendaklah dilangsungkan secara terus-menerus. Juga memberikan petunjuk agar kita memperbanyak tasbih, tahmid, tahlil, menyuruh kebaikan, melarang keburuk-an, menanam dahak di mesjid, menyingkirkan setiap gangguan di jalan dan lain-lain kebaktian agar dengan demikian terpenuhilah sedekah-sedekah yang diwajibkan atas setiap orang tiap harinya.”
- Dari Nuwas bin Sam’an r.a. bahwa Nabi saw. bersabda:
“Allah ‘azza wa jalla berfirman: ‘Wahai anak Adam, jangan sekali-kali engkau malas mengerjakan empat raka’at pada permulaan siang (yakni shalat Duha), nanti akan Kucukupi kebutuhanmu pada sore harinya’.”(Diriwayatkan oleh Hakim dan Thabrani dan semua perawinya dapat dipercaya)
Ini juga diriwayatkan oleh Ahmad, Turmudzi, Abu Daud dan Nasa’i dari Nuaim al-Ghatfani dengan sanad yang baik. Adapun lafazh Turmudzi dari Rasulullah saw dari Allah Yang Mahasuci yaitu:
“Sesungguhnya Allah Ta’ala berfirman: ‘Wahai anak Adam, bershalatlah untuk-Ku empat raka’at pada permulaan siang, niscaya akan Kucukupi kebutuhanmu pada sore harinya.”
- Dari Abdullah bin ‘Amr, katanya:
“Rasulullah saw mengirimkan sepasukan tentara lalu banyak mendapatkan harta rampasan dan cepat pulang. Orang-orang yang sama mempercakapkan dengan cepatnya menyelesaikan perang itu, banyak rampasan yang didapat dan segera kembali. Maka Rasulullah saw. bersabda: ‘Maukah kamu saya tunjukkankan sesuatu yang lebih cepat dari peperangan semacam itu, lebih banyak pula rampasan yang diperoleh bahkan lebih cepat pulangnya dari itu? Seseorang yang berwudlu lalu pergi ke mesjid untuk bershalat sunat Duha. Orang itulah yang lebih cepat perangnya, lebih banyak rampasannya dan lebih segera pulangnya’.’ (Diriwayatkan oleh Ahmad dan Thabrani, dan Abu Ya’la juga meriwayatkan seperti itu)
- Dari Abu Hurairah, katanya:
“Nabi saw. yang tercinta, memesankan padaku tiga hal, yaitu berpuasa tiga hari dalam setiap bulan, mengerjakan dua raka’at Duha dan berwitir dulu sebelum tidur.” (Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim)
- Dari Anas r.a., katanya:
“Saya melihat Rasulullah saw. di waktu bepergian, bershalat Duha sebanyak delapan raka’at. Setelah selesai beliau bersabda: ‘Saya tadi bershalat dengan penuh harapan dan diliputi kecemasan. Saya memohonkan kepada Allah tiga hal lalu diberi-Nya dua dan Ditolak-Nya satu. Saya mohon supaya umatku tidak diuji dengan musim paceklik dan ini dikabulkan, saya mohon pula agar umatku tidak dapat dikalahkan oleh musuhnya dan ini pun dikabulkan lalu saya mohon agar umatku jangan sampai pecah-pecah menjadi beberapa golongan dan ini ditolak-Nya’.”
(Diriwayatkan oleh Ahmad, Nasa’i, Hakim dan Ibnu Khuzaimah. Oleh kedua ahli hadits yang terakhir, hadits ini dianggap shahih)
Hukum Shalat Duha
Shalat Duha itu adalah ibadah yang disunatkan. Karena itu barang siapa yang menginginkan pahalanya, baiknya mengerjakannya dan kalau tidak, tidak ada halangan pula yang meninggalkannya.
Dari Abu Sa’id r.a., katanya:
“Rasulullah saw. selalu bershalat Duha sampai-sampai kita mengira bahwa dia tidak pernah meninggalkannya, tetapi kalau sudah pergi sampai-sampai kita mengira bahwa dia tidak pernah mengerjakannya.” (Diriwayatkan oleh Turmudzi yang mengibaratkan hadits hasan)
Keutamaan Shalat Duha & Kapan Waktunya?
Permulaan shalat Duha itu yakni pada waktu matahari sudah naik kira-kira sepenggalah dan berakhir pada waktu matahari lingsir, tetapi disunatkan penyebabnya sampai matahari agak tinggi dan panas agak terik.
Dari Zaid bin Arqam r.a. katanya: Nabi saw keluar menuju tempat ahli Quba’. Dikala itu mereka sedang bershalat Duha. Beliau lalu bersabda: ‘ini adalah shalat orang-orang yang sama kembali pada Allah yakni di waktu anak-anak unta telah bangkit karena kepanasan waktu Duha.” (Diriwayatkan oleh Ahmad, Muslim dan Turmudzi)
Baca juga: Kapan Waktu Terbaik untuk Shalat Dhuha?
Keutamaan Shalat Duha & Jumlah Rakaatnya!
Paling sedikitnya ialah dua rakaat sebagaimana tersebut di muka dalam hadits Abu Dzar, dan sebanyak-banyaknya yang dikerjakan oleh Rasulullah saw. ialah delapan raka’at, sedang menurut yang disabdakannya adalah dua belas raka’at.
Sebagian ulama berpendapat bahwa tidak ada batas bilangan raka’at shalat Duha. Ini adalah pendapat Abu Ja’far Thabari, Hulaimi dan Ruyani dari golongan Syafi’i. Dalam syarah Turmudzi, Al-Irak berkata: “Saya tidak pernah melihat seorang pun baik dari golongan sahabat atau tabi’in yang membatasinya hanya sampai dua belas raka’at.” Demikian pulalah yang dikatakan Sayuti. Sa’id bin Manshur sewaktu ditanya: “Apakah sahabat Rasulullah saw. juga mengerjakan shalat itu?”
Ia menjawab: “Ya, di antara mereka ada yang mengerjakannya sebanyak dua belas raka’at, ada yang empat raka’at dan ada pula yang terus-menerus mengerjakannya sampai tengah hari.”
Diriwayatkan dari Ibrahim an-Nakh’i bahwa ada seorang yang bertanya kepada Aswad bin Yazid:
“Berapa rakaatkah saya harus mengerjakan shalat Duha?” Ia menjawab: “Sesuka hatimu. ”
Dari Ummu Hani’:
“Bahwa Nabi saw. mengerjakan shalat Duha sebanyak delapan raka’at dan tiap dua raka’at bersalam.” (Diriwayatkan oleh Abu Daud dengan isnad shahih)
Dari ‘Aisyah r.a., katanya: “Nabi saw. mengerjakan shalat Duha empat raka’at dan ditambahnya seberapa dikehendaki Allah.” (Diriwayatkan oleh Ahmad, Muslim dan Ibnu Majah)
Daftar Pustaka: Sabbiq, Sayyid. (1976). Fikih Sunnah 2. Bandung: PT Alma’arif