Begitu pentingnya mempelajari zakat bagi umat muslim, terutama bagi mereka yang memiliki harta. Muslim perlu tahu bahwa zakat bukan hanya di bulan Ramadan saja, tapi juga ada zakat maal (harta) juga perlu dipelajari agar tidak salah dalam praktiknya. Jangan sampai yang dipahami hanya zakat fitrah saja, sedangkan ada zakat maal juga yang harus ditunaikan. Zakat juga tidak boleh salah sasaran. Zakat beda dengan sedekah sunnah, zakat lebih terperinci tentang siapa yang boleh menerima dan tidak.
Pentingnya Mempelajari Zakat dan Dalil Tentang Perintahnya
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman,
خُذْ مِنْ أَمْوَالِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيهِمْ بِهَا وَصَلِّ عَلَيْهِمْ ۖ
Artinya: “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka…” (QS. At-Taubah: 103)
Zakat disebut juga sebagai sedekah, tapi sedekah wajib. Sedangkan sedekah sunnah adalah infak. Harus bisa dibedakan, sebab penerimanya itu beda. Kalau sedekah kepada orang kaya, sah-sah saja tapi zakat harus diterima kepada delapan golongan tertentu saja.Pentingnya Mempelajari Zakat, Sebab Ada Hak Orang Lain yang Harus Disampaikan
Buya Yahya menjelaskan bahwa tidak boleh uang zakat diatur-atur, berikan saja hak mereka karena itu menjadi kebutuhan orang fakir. Kita tidak perlu inisiatif menggunakan dana zakat seperti dengan membelikannya beras terbaik dari dana zakat maal. uang zakat yang diberikan kepada si fakir, maka biarkan si fakir sendiri yang mengaturnya. Uang bisa lebih bermanfaat untuk membantu kehidupan mereka.
Baca juga: Apa Perbedaan Sodaqoh Infak dan Zakat?
Sehingga orang kaya tidak boleh mengatur-ngatur sendiri dana/uang zakat untuk dibelikan sesuatu sesuai kehendaknya padahal itu menjadi haknya orang fakir untuk menggunakannya. Kalau itu bukan uang zakat boleh, tapi kalau uang zakat itu tidak boleh. Dia yang lebih tahu apa yang paling dia butuhkan. Barangkali dia sudah punya sembako, tapi dia punya hutang di warung. Jadi uang itu bisa ia gunakan untuk bayar hutangnya. Kalau mau berbagi jangan dari uang zakat, tapi dari dana sedekah atau infak boleh.
Buya Yahya menjelaskan bahwa penjahat zakat ada tiga, yaitu:1. Orang kaya yang tidak bayar zakat2. Orang yang tidak berhak menerima zakat mengaku-ngaku berhak menerimanya3. Pengurus zakat tapi tidak mengerti ilmu zakat
Kita tidak boleh zolim kepada orang fakir. Tidak boleh juga zolim kepada orang kaya. Sehingga kalaupun kaya, tetap zakat fitrah yang diwajibkan adalah seberat 2,5 kg atau 3,5 liter per jiwa untuk zakat fitrah. Biarpun kaya raya, tidak ada istilah zakat fitrah yang lebih cukup dengan 2,5 kg saja. Maka harus dipastikan bahwa zakat fitrah yang dikeluarkan sudah sampai pada hitungan yang benar.
Pentingnya Mempelajari Zakat dan Sedekah yang Mempunyai Perbedaan
Berbeda dengan zakat yang telah ditentukan asnaf atau penerimanya, tapi kalau sedekah bisa diberikan kepada siapa saja, bisa mulai dari keluarga, kerabat, tetangga, dsb. Sedekah lebih luas jangkauannya, sehingga bisa diterima dan membantu siapa saja yang dirasa bagi kita berhak untuk menerimanya. Maka pastikan dana zakat untuk mereka para asnaf yang berhak sebagaimana disebutkan dalam Al-Quran, sedangkan dana sedekah boleh disalurkan mulai dari yang terdekat atau orang-orang di sekitar kita yang membutuhkan.