Tahukah sahabat bagaimana tanda pertama keberhasilan puasa?
Hakikatnya kita harus bersyukur sampai detik ini diberikan kesempatan untuk beriman sehingga menggerakkan bagian tubuh untuk menaati Allah dalam bentuk ibadah puasa Ramadan tahun 1445H. Semoga Allah SWT berkenan menerima segala bentuk rangkaian ibadah kita agar semakin besar peluang dari setiap kita mendapat ampunan dan rahmat Allah SWT.
Bagaimana Tanda Pertama Keberhasilan Puasa?
Untuk bisa mengetahui apakah puasa kita diterima oleh Allah SWT atau tidak? Rasulullah SAW telah memberikan kriteria di antara alat ukur diterimanya ibadah puasa yaitu:
Meninggalkan segala perbuatan atau perkataan tidak baik.
Puasa itu hakikatnya adalah perisai, maka orang yang tengah menunaikan puasa itu dengan perisai yang ia raih memiliki kemampuan untuk meninggalkan segala bentuk hal-hal yang kotor dan tidak memiliki arti dan manfaat.
Imam Ibnu Rajab al-Hambali rahimahullah menjelaskan, “Puasa merupakan perisai selama tidak dirusak dengan perkataan jelek yang merusak. Oleh karena itu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
وَالصِّيَامُ جُنَّةٌ وَإِذَا كَانَ يَوْمُ صَوْمِ أَحَدِكُمْ فَلَا يَرْفُثْ وَلَا يَصْخَبْ فَإِنْ سَابَّهُ أَحَدٌ أَوْ قَاتَلَهُ فَلْيَقُلْ إِنِّي امْرُؤٌ صَائِمٌ
“Puasa adalah perisai, jika salah seorang dari kalian sedang berpuasa janganlah berkata keji dan berteriak-teriak, jika ada orang yang mencercanya atau memeranginya, maka ucapkanlah, ‘Aku sedang berpuasa” (H.R. Bukhari dan Muslim).
Karena itu orang yang berpuasa dan menjaga perkataannya dinilai lebih harum aroma mulutnya daripada minyak kasturi.
Puasa menjadi sebuah perisai
Pertama, puasa hakikatnya akan membentuk satu perisai. Jika kita menampilkan kata shaum maka ini menunjuk kata yang umum yaitu menahan diri dari bicara (yang tidak baik atau buruk). Shaum yang dimaksud adalah menahan diri dari tidak bicara. Berbeda dengan ash shiyam yang memberikan makna spesifik yaitu menahan dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Ketika Nabi mengungkap puasa dengan kata ash shiyam (puasa) yang mengikuti aturan dan ketentuan berlaku. Kapan berbuka? Kapan sahur? Apa yang boleh? Apa yang dilarang? Puasa seperti itu akan membentuk perisai yang membentuk karakter keberhasilan puasa.
Di antara contoh karakternya adalah membentengi diri dari pelaku puasa dari perkataan yang jorok, kotor, mudah mencela, berperilaku yang kotor, dsb. Perisai itu untuk menahan itu semua. Sehingga terkonfirmasi dengan sebuah karakter agar membentengi diri.
Baca juga: Hukum Puasa Bagi Ibu Hamil dan Menyusui
Tanda pertama keberhasilan puasa
Standar pertama puasa yang benar adalah melahirkan karakter yang mulia, karakter yang baik. Dia terbebas dari perbuatan yang kotor. Dan tidak juga berperilaku bodoh, tidak elok dilakukan.
Maka standar pertama bukan peningkatan ibadah ritual, tapi standar karakter dan etika. Terjadi perubahan diri, terjadi peningkatan moral, semakin baik keadaan dirinya. Semakin baik. Mereka yang bisa menahan lisannya dari berkata kotor itu baik.
“Maka orang puasa dia bisa mengendalikan diri, kapan bercanda, kapan berkata sesuatu yang pantas, kapan ia meninggalkan sesuatu yang buruk. Sehingga standar pertama adalah standar moral, karakter. Bila berhasil puasanya, terjadi perubahan diri, peningkatan moral. Semakin baik tutur, perilakunya. Maka orang yang berkata jorok itu bau lisannya di hadapan Allah. Maka sbelaiknya, orang yang bisa menahan diri dengan tidak berkata yang ktor dihadiahi oleh Allah aroma wangi harum di lisannya pada hari kiamat.“ nasihat ustadz Adi Hidayat dalam kajian.
Dengan perbaikan diri ini semoga bisa kita mengubah diri menjadi lebih baik, terutama di hadapan Allah SWT. Semoga kita sukses, termasuk wanginya aroma tubuh kita dengan puasa yang kita tunaikan. Orang berpuasa itu mendapat dua kebahagiaan, bahagia saat berbuka di dunia dan gembira ketika kembali menghadap Rabbnya di hari kiamat. Semoga kita termasuk pada golongan orang-orang yang diterima amal ibadahnya.