Urgensi memahami zakat tentu ada dasarnya dalam agama islam. Zakat merupakan rukun islam, selain melaksanakan perintah Allah adalah untuk membantu umat islam yang perlu bantuan dan pertolongan. Untuk itu, syariat islam memberikan perhatian besar terhadap kedudukan zakat. Kedudukan zakat dalam islam, juga telah banyak diketahui umat islam. Kedudukan dan arti penting zakat dapat dilihat dari beberapa hal.
Urgensi Memahami Zakat dalam Islam
Terkait materi urgensi memahami zakat, dalam kajian fiqih zakat bersama Ustadz Zulkarnain M. Ali di kanal Youtube UCare, beliau menyampaikan tentang 4 urgensi memahami zakat. Mengapa kita perlu mengetahui pentingnya kita mempelajari fiqih zakat itu?
Baca juga: 8 Asnaf Zakat dalam Surat At-Taubah Ayat 60
5 Urgensi Memahami Zakat yang Perlu Diketahui
1. Jika dilihat redaksi dalam Al-quran yang bekaitan dengan zakat, Allah SWT menggandengnya dengan pelaksanaan shalat. Bahkan terdapat di 28 tempat zakat dan shalat bersangingan, ini menunjukkan betapa urgennya kedudukan zakat dan shalat.
Sebagai contoh dalam salah satu ayat, Allah SWT berfirman
وَاَقِيْمُوا الصَّلٰوةَ وَاٰتُوا الزَّكٰوةَ ۗ وَمَا تُقَدِّمُوْا لِاَنْفُسِكُمْ مِّنْ خَيْرٍ تَجِدُوْهُ عِنْدَ اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ بِمَا تَعْمَلُوْنَ بَصِيْرٌ
Artinya: “Dan laksanakanlah salat dan tunaikanlah zakat. Dan segala kebaikan yang kamu kerjakan untuk dirimu, kamu akan mendapatkannya (pahala) di sisi Allah. Sungguh, Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Baqarah: 110)
2. Zakat merupakan rukun islam ketiga. Berdasarkan hadist dari Rasulullah bersabda,
عَنْ أَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ : بُنِيَ اْلإِسْلاَمُ عَلَى خَمْسٍ : شَهَادَةِ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّداً رَسُوْلُ اللهِ وَإِقَامِ الصَّلاَةِ وَإِيْتَاءِ الزَّكَاةِ وَحَجِّ الْبَيْتِ وَصَوْمِ رَمَضَانَ ” رَوَاهُ البُخَارِيُّ وَمُسْلِمٌ
Dari Abu ‘Abdurrahman ‘Abdullah bin ‘Umar bin Al-Khattab radhiyallahu ‘anhuma, ia mengatakan bahwa ia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Islam dibangun di atas lima perkara: bersaksi bahwa tidak ada yang berhak disembah melainkan Allah dan Muhammad adalah utusan Allah; menunaikan shalat; menunaikan zakat; menunaikan haji (ke Baitullah); dan berpuasa Ramadhan.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Baca juga: Hikmah Membayar Zakat dalam Surat At-Taubah Ayat 103
3. Sebagai seorang muslim kita perlu meyakini ibadah-ibadah yang diperintahkan Allah dan di dalam rukun islam ini.
يَمْحَقُ اللّٰهُ الرِّبٰوا وَيُرْبِى الصَّدَقٰتِ ۗ وَاللّٰهُ لَا يُحِبُّ كُلَّ كَفَّارٍ اَثِيْمٍ
Artinya: “Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. Allah tidak menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran dan bergelimang dosa.” (QS. Al-Baqarah: 276)
Allah juga mengharamkan riba dan menyuburkan shoadaqoh. Sodaqoh ini bermakna zakat. Yang baik adalah ketika kita memberikan kepada orang lain dengan meminjamkan yang baik. Zakat inilah yang kemudian dapat menyuburkan harta dan membersihkan jiwa seorang hamba nanatinya.
4. Zakat untuk melawan kebakhilan. Dan sesungguhnya manusia dalam keadaan suka berkeluh kesah lagi kikir. Sebagaimana dalam Al-Qur’an telah disebutkan
إِنَّ الْإِنْسَانَ خُلِقَ هَلُوعًا () إِذَا مَسَّهُ الشَّرُّ جَزُوعًا () وَإِذَا مَسَّهُ الْخَيْرُ مَنُوعًا
Artinya: “Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah, dan apabila ia mendapat kebaikan (harta) ia amat kikir.” (Q.S. Al-Ma’arij: 19-21)
Disinilah kita yang diberikan harta dan kelebihan itu, semestinya tidak berlaku kikir atau pelit. Karena semestinya, kita harus berikan kelebihan kepada orang yang kekurangan. Walaupun manusia itu sebetulnya tabiatnya adalah kikir, tapi kalau kita mengerti bahwa zakat adalah untuk orang-orang yang diperlukan dan di dalam harta yang kita miliki ada harta orang lain, maka kita harus memberikannya. Supaya harta itu juga tidak berputar-putar di kalangan orang kaya saja. Namun juga bisa membantu saudara yang tidak mampu.
5. Zakat sebagai pembersih harta dan pembersih jwa.
Sebagaimana dituliskan dalam Al-Qur’an
خُذْ مِنْ اَمْوَالِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيْهِمْ بِهَا وَصَلِّ عَلَيْهِمْۗ اِنَّ صَلٰوتَكَ سَكَنٌ لَّهُمْۗ وَاللّٰهُ سَمِيْعٌ عَلِيْمٌ
Artinya: “Ambillah zakat dari harta mereka, guna membersihkan dan menyucikan mereka, da
n berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doamu itu (menumbuhkan) ketenteraman jiwa bagi mereka. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.” (QS. At-Taubah: 103)
Bagi orang yang punya harta, mau itu 100 juta sebenarnya itu bukan miliknya 100%. 97,5 % miliknya dan 2,5% adalah milik orang lain.
Hikmah Urgensi Memahami Zakat
Urgensi memahami zakat adalah penting, sebab pada dasarnya dengan memahami syariat, kita akan mengerti bahwa Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah mengatur kehidupan umat manusia dengan adil dan sebaik-baiknya. Seperti dengan berzakat, para agniya (yang mampu) akan membantu dan menolong para faqir (yang tidak mampu) sehingga muncul rasa memanusiakan saling gotong royong untuk kebaikan saudara. Di situlah ada jaminan pahala tak terhingga bagi hamba-hamba Allah SWT yang senantiasa tunduk pada perintahNya.