Bagaimana cara mendidik anak ala orang tua Palestina?

Sahabat perlu diketahui betapa dahsyatnya semangat para orang tua dia Palestina menanamkan nilai-nilai Islami di tengah kesulitan dan ujian yang mereka hadapi. Ustadz Amar ar Risalah dalam Webinar “Ayah, Ibu Didik Aku Menjadi Pejuang” menyampaikan beberapa kiat belajar dari Palestina tentang membangun spirit Kepahlawanan dalam keluarga.

6 Cara Mendidik Anak Ala Orang Tua Palestina

1. Menghidupkan Al-Quran di Rumah (Budaya Al-Quran yang sudah diterapkan orang tua)

Cara mendidik anak ala orang tua Palestina yaitu senantiasa menghidupkan Al-Quran di rumah. Di Palestina, anak-anak terbiasa melihat orang tuanya belajar Al-Quran, menyetorkan hafalan Al-Quran kepada gurunya, dan mempelajari tafsirnya. Mereka tidak memaksakan anak-anak untuk hafal Al-Quran, tetapi mencontohkan dengan kebiasaan. Sesibuk apapun profesi yang ditekuni, tidak menjadi alasan untuk tidak belajar dan tidak punya waktu untuk Al-Quran.

2. Anak-anak Palestina melihat orang tuanya yang tangguh

Bagaimana sikap orang tua saat menghadapi ujian, musibah, kehilangan keluarga, harta, tetapi bisa bersyukur dan tetap tegar. Tetap yakin akan ketetapan dan pertolongan Allah SWT, serta menjadikan Allah sebagai satu-satunya tempat berlindung dan memohon kekuatan.

Baca juga: Hikmah dari Perjuangan Palestina yang Menambah Kekuatan Iman

3. Bagaimana kedua orang tuanya bersungguh-sungguh mencintai jiwa dan raga kepada Penciptanya, Allah Ta’ala. Memperjuangkan dan membela agamanya, mewakafkan diri untuk menjaga tanah syam, al-Ardh al-Muqaddasah (Tanah Suci).

Mereka belajar dari orang tua, bagaimana menjaga aurat, bagaimana sikap istri dalam menasehati suami. Bagaimana suami menafkahi istri, bagaimana cara orang tua memperlakukan anak-anak. Performa keimanan orang tua inilah yang kemudian sangat berpengaruh terhadap kesalihan anak.

4. Mempertemukan anak dengan orang saleh

Mayoritas para orang tua di Palestina sering mengajak dan mengenalkan anak-anak mereka dengan para guru dan ulama. Anak-anak secara langsung menyaksikan siapa saja yang menjadi teman-teman orang tuanya. Kepada siapa mereka berinteraksi dalam kehidupan sehari-hari.

Semakin sering anak dipertemukan dengan lingkungan yang baik dan positif, semakin dekat hubungan mereka dengan Allah dan memiliki visi misi  sama untuk membela agama. Sehingga secara sadar, anak-anak pun meneladaninya. Para anak melihat orang tuanya menimba ilmu agama, menyetor hafalan kepada para ulama, dan menerima nasihat dari mereka.

5. Menggeser superhero fiksi dengan tokoh-tokoh yang nyata

Anak-anak mengenal Nabi Muhammad SAW, para sahabat, tokoh-tokoh dan para pejuang Islam seperti Abu Bakar ra, Umar bin Khatab ra, Salahudin Al Ayubi, Muhammad Al Fatih, Syeikh Ahmad Yassin, Abu Ubaidah, dst.

Dengan sungguh-sungguh mereka mengenali tokoh pejuang Islam sehingga mengidolakan mereka, dan mengganti tokoh-tokoh fiktif yang ada dan tersebar di dunia anak-anak. Dengan begitu, koneksi hati mereka untuk lebih dekat dengan Islam semakin lekat. Di sinilah para orang tua mengenalkan juga mengisahkan keteladanan para Nabi dan rasul, serta para sahabat untuk dijadikan teladan dan tokoh inspiratif dalam memperjuangkan tauhid dan akidah Islamiyah.

6. Anak-anak Palestina terbiasa menautkan hatinya dengan masjid

Cara mendidik anak ala orang tua Palestina berikutnya adalah mewajibkan shalat wajib secara berjamaah di awal waktu. Hal ini berpengaruh pada kuatnya mental Islam di dalam diri mereka. Di saat anak-anak belahan dunia lain sibuk dengan permainan, mereka justru mengambil perannya untuk berjihad dan dimulai dengan kebiasaan baik untuk menjaga shalat lima waktu di masjid.

Itulah beberapa cara mendidik anak ala orang tua Palestina. Wahai orang tua, sudah siapakan apa saja untuk membersamai anak agar menjadi pejuang Islam yang berakhlak mulia dan bermental baja?

Anak-anak adalah peniru terbaik, maka berikanlah contoh dan jadilah teladan bagi mereka. Serta tidak lupa iringi ikhitar dengan doa, agar Allah SWT berikan pertolongan dan kemudahan dalam mendidik anak-anak agar mereka menjadi insan berakhlakul mulia, cerdas dan bermental pejuang Islam.