Pengertian Puasa Secara Bahasa dan Istilah
Puasa dalam bahasa arab adalah shaum dan bentuk plural-nya adalah shiyam. Secara bahasa, shaum sering diartikan sebagai menahan diri dan meninggalkan dari melakukan sesuatu. Di dalam Al-Quran Al-Karim Allah SWT telah berfirman menceritakan tentang Maryam yang menahan diri dari berbicara, dengan istilah shaum.
إِنِّي نَذَرْتُ لِلرَّحْمَٰنِ صَوْمًا فَلَنْ أُكَلِّمَ الْيَوْمَ إِنْسِيًّا
“Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa untuk Tuhan Yang Maha Pemurah, maka aku tidak akan berbicara dengan seorang manusiapun pada hari ini”. (QS. Maryam: 26)
Sedangkan menurut istilah syariah, shaum itu adalah : Menahan diri dari segala yang membatalkannya dengan cara tertentu. (Mughni Al-Muhtaj jilid 1 halaman 420)
Ada juga definisi lain yang lebih lengkap, yaitu : Menahan diri pada siang hari dari hal-hal yang membatalkan puasa dengan niat ibadah sejak sejak terbit fajar hingga terbenam matahari. (Kasysyaf Al-Qinaa’ jilid 2 halaman 348)
Dalam definisi ini puasa bukan hanya sekedar seseorang tidak makan atau minum, tetapi ada unsur waktu yang jelas, yaitu siang hari sejak terbit fajar hingga terbenam matahari. Juga ada unsur niat, yaitu menyengaja untuk melakukan sesuatu dengan motivasi ibadah.
Dan yang lebih penting lagi, dalam definisi ini terkandung juga siapa yang sah untuk melakukannya, yaitu ahlinya. Pengertian ahli adalah orang yang memenuhi syarat wajib dan syarat sah untuk berpuasa.
Permulaan Kewajiban Perintah Puasa
Dalam syariat Islam, pengertian puasa sebagai ibadah didasarkan pensyariatannya di atas sumber-sumber utama, yaitu AlQuran Al-Kariem, As-Sunnah An-Nabawiyah dan juga Ijma’ (konsensus) seluruh ulama. Sebelum diwajibkan puasa Ramadhan, Rasulullah SAW dan para shahabat telah mendapatkan perintah untuk mengerjakan puasa, diantaranya adalah puasa tiga hari setiap bulan dan puasa pada tanggal 10 Muharram (Asyura’).
Rasulullah SAW berpuasa tiga hari pada setiap bulannya dan beliau berpuasa di hari Asyura. (HR. Abu Daud)
Lalu turunlah ayat yang memerintahkan beliau untuk mengerjakan puasa fardhu hanya di bulan Ramadhan saja. Sehingga semua puasa yang sudah ada sebelumnya tidak diwajibkan lagi, namun kedudukannya menjadi sunnah. Beliau sempat berpuasa sebelum Ramadhan selama 17 bulan lamanya.
Kewajiban puasa bulan Ramadhan disyariatkan pada tanggal 10 Sya‘ban di tahun kedua setelah hijrah Nabi SAW ke Madinah. Waktunya kira-kira sesudah diturunkannya perintah penggantian kiblat dari masjidil Al-Aqsha ke Masjid Al-Haram. Semenjak itulah Rasulullah SAW menjalankan puasa Ramadhan hingga akhir hayatnya sebanyak sembilan kali dalam sembilan tahun.
3 Sumber Syariat Kewajiban Puasa Ramadan
1. Al-Quran Al-Kariem
Kewajiban puasa Ramadhan didasari oleh Al-Quran, AsSunah dan Ijma‘. Allah telah mewajibkan umat Islam untuk berpuasa bulan Ramadhan dalam Al-Quran Al-Karim. Dasar dari ayat Al-Quran adalah:
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,” (QS. Al-Baqarah: 183)
Puasa Ramadhan adalah bagian dari rukun Islam yang lima. Oleh karena itu mengingkari kewajiban puasa Ramadhan termasuk mengingkari rukun Islam.
Baca juga: Sunnah Bersegera untuk Berbuka Puasa Ketika Magrib Tiba!
2. As-Sunnah
Sedangkan dasar pensyariatan puasa berdasarkan sunnah Nabi SAW adalah sabda beliu SAW :
Islam dibangun atas lima, syahadat bahwa tidak ada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah Rasulullah, menegakkan shalat, menunaikan zakat, pergi haji dan puasa Ramadhan. (HR. Bukhari dan Muslim).
Selain itu juga ada hadits Nabi SAW yang lain lagi versinya, namun tetap menegaskan atas kewajiban ibadah puasa.
Dari Thalhah bin Ubaid ra bahwa seseorang datang kepada Nabi SAW dan bertanya,”Ya Rasulullah SAW , katakan padaku apa yang Allah wajibkan kepadaku tentang puasa ?” Beliau menjawab,”Puasa Ramadhan”. “Apakah ada lagi selain itu ?”. Beliau menjawab, “Tidak, kecuali puasa sunnah”.(HR. Bukhari dan Muslim)
3. Al-Ijma’
Secara ijma‘ seluruh umat Islam sepanjang zaman telah sepakat atas kewajiban puasa Ramadhan bagi tiap-muslim yang memenuhi syarat wajib puasa. Ijma’ ulama juga sampai kepada batas bahwa orang yang mengingkari kewajiban puasa di bulan Ramadhan berarti dia telah keluar dari agama Islam.
Hal itu mengingat bahwa puasa di bulan Ramadhan bukan sekedar kewajiban, tetapi lebih dari itu, puasa Ramadhan merupakan bagian dari rukun Islam yang harus ditegakkan.
Referensi: Sarwat, Ahmad. 2011. Seri Fiqih Kehidupan (5) : Puasa. Jakarta: DU Publishing.