Sikap sahabat dalam mencintai Rasulullah Shollallahu Alaihi Wassalam bisa dijadikan contoh dan teladan bagi kita semua. Bagaimana pembuktian cinta para sahabat dinampakkan secara jelas melalui sikap mereka dalam membela, melindungi dan menaati Rasulullah.
Di antara tanda cinta kepada Nabi SAW adalah jika seseorang disuruh memilih antara kehilangan dunia atau kehilangan kesempatan bertemu Rasulullah SAW, maka ia akan lebih memilihi kehilangan dunia daripada kehilangan kesempatan untuk melihat beliau SAW. Orang yang seperti ini telah menyandang sifat mencintai Nabi SAW.
Ibnu Katsir mengatakan,
“Jika semua hal-hal tadi lebih dicintai daripada Allah dan Rasul-Nya, serta berjihad di jalan Allah, maka tunggulah musibah dan malapetaka yang akan menimpa kalian.” (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 4/124).
Tanda Cinta dan Sikap Sahabat dalam Mencintai Rasulullah SAW
Mencintai Nabi SAW harus diwujudkan dalam bentuk menjalankan sunnah Nabi, serta menegakkan amar ma’ruf dan nahi mungkar untuk menegakkan syariat islam di bumi Allah SWT. Berikut adalah tanda-tanda mencintai Rasulullah adalah sebagai berikut:
- Sangat berkeinginan untuk bertemu serta menemani Rasulullah SAW, dan hilangnya kesempatan bertemu dengan beliau lebih berat daripada kehilangan apa saja di dunia ini.
- Penuh kesiapan untuk mengerahkan jiwa dan harta dalam rangka membela beliau SAW
- Menaati segala perintah dan menjauhi segala larangan beliau SAW
- Membela sunnah-sunnah dan menegakkan syariat Rasulullah
Jika tanda-tanda cinta Rasul SAW tersebut ada pada diri seseorang, maka hendaknya bersyukur kepada Allah SWT dan memohon kepadaNya agar cinta itu kekal dan tumbuh subur dalam dirinya.
Dan sebaliknya barangsiapa yang kehilangan Sebagian atau seluruh rasa cintanya kepada Rasulullah, maka hendaklah itu dijadikan bahan intropeksi diri sebelum dia dihisab kelak, dimmana kelak harta dan anak tidak lagi berguna kecuali orang yang datang kepada Allah SWT dengan hati yang selamat.
Baca juga: Anjuran Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam untuk Sedekah Makanan
4 Sikap Sahabat Dalam Mencintai Rasulullah Saw
- Memiliki keinginan yang kuat untuk melihat dan menyertai Nabi SAW, sehingga kehilangan kesempatan meraihnya lebih berat dari kehilangan apapun
Seperti kisah Abu Bakar ra. menangis karena terharu menjadi teman Rasulullah SAW saat hijrah. Aisyah ra. meriwayatkan bahwa Nabi SAW bersabda: “Tatkala kami sedang duduk-duduk di rumah Abu Bakar ra. di siang hari, seseorang berkata kepada Abu Bakar, ‘Itu Rasulullah mengenakan penutup kepada. datang kepada kita tidak pada waktu yang biasanya’, maka Abu Bakar ra. berkta, “Bapak dan ibuku menjadi tebusan bagimu wahai Rasulullah demi Allah, tidaklah beliau datang pada waktu seperti ini kecuali karena ada perkara penting’. Aisyah ra. berkata, Rasulullah datang kemudian meminta izin, lalu diizinkan dan beliau pun masuk. Nabi SAW berkata kepada Abu Bakar ra. ‘Sesungguhnya mereka adalah keluargamu, bapakku sebagai tebusan bagimu wahai Rasulullah.’ Beliau SAW bersabda, ‘Sesungguhnya aku telah diberi izin untuk hijrah.’ Maka Abu Bakar ra. berkata, ‘Bapakku sebagai tebusanmu, wahai Rasulullah, apakah saya akan menyertai Anda? Rasulullah menjawab, ‘Ya’.” (HR. Bukhori)
- Mengorbankan harta dan jiwa demi membela Rasulullah SAW
Sikap sahabat dalam mencintai Rasulullah SAW di antaranya pengorbanan Tholhah bin Ubaidillah ra. dan sebelas orang Anshor untuk melindungi Rasulullah SAW. Sebagian pasukan pemanah kaum muslimin dalam perang Uhud melakukan kesalahan dengan meninggalkan pos mereka, sehingga kelompok pasukan kaum musyrikin Quroisy di bawah komando Kholid bin Walid yang saat itu masih kafir tiba-tiba menyerbu pasukan kaum muslimin dari belakang, sehingga pasukan muslimin menjadi porak-poranda dan kacau balau. Hingga yang tersisa bersama Rasulullah SAW hanya dua belas orang. Namun, dua belas orang sahabt tersebut dengan segenap jiwa raganya mengorbankan perjuangannya untuk membela Rasulullah SAW. Di antaranya adalah sahabat Tholhah ra. yang bahkan tangannya terluka dan hampir terputus untuk melindungi Rasulullah SAW.
Baca juga: 4 Tanda Cinta Kepada Rasulullah SAW
- Semangat dalam melaksanakan perintah dan menjauhi larangan Rasulullah SAW.
Seperti kisah sahabat menumpahkan air khomr taktala turun ayat yang mengharamkannya.
Anas bin Malik ra. meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Aku pernah menjadi penuang meniman khomr di rumah Abu Tholhah dan khomr mereka pada saat itu terbuat dari kurma. Lalu Rasulullah SAW menyuruh seseorang untuk mengumumkan, ‘Ketahuilah, sesungguhnya khomr telah diharamkan.’ Anas ra. berkata, “Maka Abu Tholhah berkata kepadaku, ‘Keluarlah dan tumpahkan khomr itu.’ Maka saya keluar kemudian menumpahkan khomr itu sehingga ia mengalir di jalan-jalan kota Madinah.” (HR. Bukhari)
- Membela sunnah Rasulullah SAW dan memperjuangkan syariatnya
Seperti kisahnya sahabat Abu Bakar ra. saat memerangi orang-orang yang tidak mau membayar zakat. Abu Bakar ra. berkata: “Demi Allah, jika mereka menghalangi aku dari seutas tali sekalipun yang dahulu mereka tunaikan zakatnya kepada Rasulullah SAW, niscaya aku akan memerangi mereka karena penolakan mereka untuk menunaikan zakatnya.” (HR. Muslim)
Meneladani Sikap Sahabat dalam Mencintai Rasulullah
Dalam Al-Quran, Allah SWT telah menjelaskan kepada seluruh hambaNya untuk mentaati Rasulullah.
“Barangsiapa yang mentaati Rasul itu, sesungguhnya ia telah mentaati Allah. Dan barangsiapa yang berpaling (dari ketaatan itu), maka Kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka.” (QS. An-Nisa: 80)
Itulah tadi bagaimana sikap sahabat dalam mencintai Rasulullah SAW. Semoga dapat menjadi teladan bagi kita dalam mewujudkan rasa cinta kepada Rasulullah sebagaimana mestinya cinta seorang umat kepada sang Nabi.
ReferensI: Tim LBKI, Cinta Rasul Shollollahu Alaihi Wassalam, 2019, Lembaga Buku Kecil Islami