5 Cara Menahan Diri dari Marah
menahan diri dari marah

Date

Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram

Daftar Isi

Menahan diri dari marah, emosi, serta gejolak saat meradang adalah bagian dari wasiat Nabi SAW. Sebab marah atau emosi itu seperti badai. Dan badai itu kalau datang bisa menghancurkan banyak hal. Dan badai ini seumpama amarah. Tidak menyelesaikan masalah, namun justru malah membuat kondisi semakin parah bahkan memburuk. Bahkan tidak sedikit marah yang dituruti justru melahirkan penyesalan di akhirnya.

 

Menahan diri dari marah dan bersabar adalah hal yang harus dilakukan oleh orang yang shaleh. Bahkan sahabat Nabi saja mencontohkan untuk tidak marah saat dirinya dicaci maki dan dihina oleh orang Arab Baduwi saat itu. Seperti kisahnya Abu Bakar ra. yang dicaci maki namun tetap membalasnya dengan diam dan senyuman. Pada saat beliau diam dan bersabar, Rasulullah SAW melihat malaikat datang mengelilinginya. Namun manakala saat Abu Bakar ra. meresponnya dengan cacian juga, justru iblis lah yang datang menggantikannya.

Wasiat Nabi Tentang Menahan Diri dari Marah

menahan diri dari marah

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَجُلًا قَالَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَوْصِنِي قَالَ لَا تَغْضَبْ فَرَدَّدَ مِرَارًا قَالَ لَا تَغْضَبْ

رَوَاهُ البُخَارِي

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata, seorang lelaki berkata kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Berilah aku wasiat.” Beliau menjawab, “Janganlah engkau marah.” Lelaki itu mengulang-ulang permintaannya, (namun) Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam (selalu) menjawab, “Janganlah engkau marah.” (HR. Bukhari) [HR. Bukhari, no. 6116]

BALASAN BAGI ORANG YANG MENAHAN DIRI DARI MARAH

menahan diri dari marah

Bagi orang yang mampu menahan diri dari marah maka memiliki banyak kebaikan. Salah satu buah dari kesabarannya adalah dihadiahkan surga karena mampu mengendalikan amarahnya.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda:

لاَ تَغْضَبْ وَلَكَ الْجَنَّةُ

“Janganlah engkau marah, niscaya bagimu surga”.

(Hadits Shahih, Riwayat Ibnu Abid Dunya, Lihat Shahiihul jaami’ No. 7374).

Namun tidak hanya dengan menahan diri dari marah, seorang muslim juga perlu mendapatkan kunci surga lewat amal sholih lainnya, baik yang wajib ataupun yang sunnah.

 

5 Cara Menahan Diri dari Marah

1. Membaca Ta’awud untuk Mohon Perlindungan Allah dari Bisikan Setan

 

Sulaiman bin Shurod radhiyallahu ‘anhu berkata,

كُنْتُ جَالِسًا مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَرَجُلاَنِ يَسْتَبَّانِ، فَأَحَدُهُمَا احْمَرَّ وَجْهُهُ، وَانْتَفَخَتْ أَوْدَاجُهُ، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: ” إِنِّي لَأَعْلَمُ كَلِمَةً لَوْ قَالَهَا ذَهَبَ عَنْهُ مَا يَجِدُ، لَوْ قَالَ: أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ، ذَهَبَ عَنْهُ مَا يَجِدُ“

 

“Pada suatu hari aku duduk bersama-sama Nabi shallallahu ‘alaihi wa salam sedang dua orang lelaki sedang saling mengeluarkan kata-kata kotor satu dan lainnya. Salah seorang daripadanya telah merah mukanya dan tegang pula urat lehernya. Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda, “Sesungguhnya aku tahu satu perkataan sekiranya dibaca tentu hilang rasa marahnya jika sekiranya ia mau membaca, ‘A’udzubillahi minas-syaitani’ (Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan), niscaya hilang kemarahan yang dialaminya.” (HR Bukhari, no. 3282)

 

2. Lawan dengan Diam

Penting sekali bagi seorang muslim untuk diam demi menahan diri dari marah. Tidak sedikit respon saat marah adalah mengeluarkan kata-kata yang keji, kotor dan dapat menyakiti hati lawan bicara.

Dalam suatu hadist disebutkan,

وَ إِذَا غَضِبَ أَحَدُكُمْ فَلْيَسْكُتْ

“Jika salah seorang di antara kalian marah, diamlah.” (HR. Ahmad, 1: 239. Syaikh Syu’aib Al-Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan lighairihi).

 

3. Berpindah Posisi Saat Marah

Bila dalam kondisi berdiri masih terlintas untuk marah, maka dianjurkan untuk berganti posisi menjadi duduk.

Dari Abu Dzarr radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا غَضِبَ أَحَدُكُمْ  وَهُوَ قَائِمٌ فَلْيَجْلِسْ، فَإِنْ ذَهَبَ عَنْهُ الْغَضَبُ، وَإِلاَّ فَلْيَضْطَجِعْ

“Bila salah satu di antara kalian marah saat berdiri, maka duduklah. Jika marahnya telah hilang (maka sudah cukup). Namun jika tidak lenyap pula maka berbaringlah.” (HR. Abu Daud, no. 4782. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini shahih).

Baca juga: Bahaya Hasad dan 5 Dampak Secara Psikologi

4. Segera Berwudhu

Salah satu cara lainnya adalah dengan segera mengambil wudhu saat muncul nafsu amarah. Karena wudhu dapat meredam amarah, sebagaimana air memadamkan api.

Dari Athiyyah As-Sa’di radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

 

إِنَّ الْغَضَبَ مِنْ الشَّيْطَانِ وَإِنَّ الشَّيْطَانَ خُلِقَ مِنْ النَّارِ وَإِنَّمَا تُطْفَأُ النَّارُ بِالْمَاءِ فَإِذَا غَضِبَ أَحَدُكُمْ فَلْيَتَوَضَّأْ

“Sesungguhnya amarah itu dari setan dan setan diciptakan dari api. Api akan padam dengan air. Apabila salah seorang dari kalian marah, hendaknya berwudhu.” (HR. Abu Daud, no. 4784. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan).

 

5. Senantiasa Ingat Wasiat Nabi Muhammad SAW Tentang Larangan Marah

Sebagaimana di awal sudah disebutkan bahwa salah satu wasiat nabi SAW adalah agar tidak marah.

Dari Abu Ad-Darda’ radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Wahai Rasulullah tunjukkanlah kepadaku suatu amalan yang dapat memasukkan dalam surga.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas bersabda,

لاَ تَغْضَبْ وَلَكَ الْجَنَّةُ

“Janganlah engkau marah, maka bagimu surga.” (HR. Thabrani dalam Al-Kabir. Lihat Shahih At-Targhib wa At-Tarhib, hadits ini shahih lighairihi).

 

Semua orang berpeluang untuk marah, namun setiap orang juga mempunyai peluang untuk mampu menahan diri dari marah. Bismillah, pasti bisa.

More
articles