Mencintai Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam bukanlah seperti mencintai makhluk lainnya. Karena Rasulullah SAW adalah hamba pilihan Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang menyampaikan ajaranNya kepada kita umatnya. Rasa cinta kepada Rasulullah juga terikat dengan rasa cinta kepada Allah SWT. Kecintaan kita terhadap Rasulullah merupakan bagian dari mencintai Allah SWT. Bahkan, mencintai Rasulullah SAW merupakan syarat dan bukti keimanan seseorang.
Mencintai Rasulullah Bagian dari Keimanan
Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda, “Tidak sempurna keimanan seseorang di antara kalian sehingga aku lebih dicintai olehnya daripada orang tuanya, anaknya dan manusia seluruhnya.” (HR. Bukhari)
Hakikat iman terasa tidak sempurna jika tidak mencintai Rasulullah. Iman seseorang tidak sah kecuali dengan memuliakan kedudukan Rasulullah SAW melebihi orangtua, anak, dan seluruh manusia di muka bumi. Bahkan seorang muslim dianjurkan untuk meneladani akhlak mulia Rasulullah. Maka sepantasnyalah seorang muslim menjadikan Rasulullah sebagai suri tauladan sepanjang hidup.
Baca juga: 4 Tanda Cinta Kepada Rasulullah SAW
Mencintai Rasulullah Harus Dipegang Teguh Umat Islam
Mencintai Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam merupakan syarat dan wujud keimanan seorang muslim. Cinta kepada Rasul bukan hanya dipahami sebagai kewajiban. Tetapi pada dasarnya menjadi kebutuhan bagi setiap muslim atau muslimah. Mencintai Rasulullah, bukankah juga menjadi bagian dari rukun iman yang harus dimiliki dan dipegang teguh setiap muslim?
Buah Manis dari Mencintai Rasulullah SAW
- Kunci Bahagia di Dunia dan Akhirat
Anas bin Malik ra. meriwayatkan bahwa Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda:
“Seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah SAW, “Kapan terjadinya hari kiamat?” Beliau SAW menjawab, “Apa yang telah engkau siapkan untuk menyambutnya?” Dia berkata, “Tidak ada, hanya saja aku mencintai Allah dan Rasul-Nya.” Maka beliau bersabda, “Engkau akan bersama orang yang engkau cintai.” (HR. Bukhari)
- Sarana Merasakan Manisnya Iman
Dari Anas bin Malik Radhiyallahu anhu , dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ثَلَاثٌ مَنْ كُنَّ فِيْهِ وَجَدَ بِهِنَّ حَلَاوَةَ الْإِيْمَانِ، مَنْ كَانَ اللهُ وَرَسُوْلُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا وَأَنْ يُـحِبَّ الْمَرْءَ لَا يُحِبُّهُ إِلَّا لِلهِ، وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُوْدَ فِـي الْكُفْرِ بَعْدَ أَنْ أَنْقَذَهُ اللهُ مِنْهُ، كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِـي النَّارِ.
“Ada tiga perkara yang apabila perkara tersebut ada pada seseorang, maka ia akan mendapatkan manisnya iman, yaitu (1) barangsiapa yang Allâh dan Rasûl-Nya lebih ia cintai dari selain keduanya, (2) apabila ia mencintai seseorang, ia hanya mencintainya karena Allâh. (3) Ia benci untuk kembali kepada kekufuran setelah Allâh menyelamatkannya sebagaimana ia benci untuk dilemparkan ke dalam Neraka.”
Baca juga: 4 Alasan Mencintai Rasulullah SAW
- Menjadi Sebab Hilangnya Kesusahan dan Diampuni Dosa
Seperti yang diriwayatkan Ubay bin Ka’ab ra. bahwa dirinya akan membaca shalawat kepada Rasulullah SAW dalam keseluruhan doanya, kemudian Nabi SAW bersabda:
“Jika demikian, akan dihilangkan kesusahanmu dan diampuni dosamu.” (HR. Tirmidzi)
- Dikumpulkan Bersama Manusia Mulia di SurgaNya
“Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.” (QS. An-Nisa: 69)
ReferensI: Tim LBKI, Mencintai Rosululloh, 2019, Lembaga Buku Kecil Islami